Dalam suasana hening selepas Hari Raya, Dewi membuat keputusan besar untuk mengubah jalannya hidup. Ia memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan memulai lembaran baru bersama Pak Tarno di daerah Jakarta Utara. Namun, takdir sering kali berbelok drastis. Suatu hari, Dewi tiba-tiba dilabrak oleh Sariyah, seorang wanita yang ternyata juga merupakan istri Pak Tarno. Kejadian tersebut menjadi titik balik dalam hidup Dewi.
Pertemuan tak terduga itu membuka mata Dewi tentang realitas yang selama ini disembunyikan. Sejak awal, Pak Tarno telah memberitahu Dewi bahwa ia memiliki istri pramugari yang sibuk dengan urusan penerbangan. Alasan ini digunakan sebagai dalih untuk mencari pendamping tambahan. Namun, Dewi tidak menyangka bahwa ada lebih banyak istri lagi, termasuk dirinya yang menjadi istri kesepuluh. Realitas ini mengejutkan dan menghancurkan harapannya.
Perkawinan siri sering kali dipandang sebagai solusi alternatif bagi mereka yang ingin menghindari aturan formal pernikahan. Namun, di balik tampaknya praktik ini, tersembunyi sisi gelap yang dapat merusak kehidupan banyak orang. Kasus Dewi dan Sariyah hanya satu contoh dari kompleksitas yang terjadi dalam hubungan semacam ini. Praktik perkawinan siri sering kali melahirkan konflik internal yang sulit diselesaikan.
Ketidakjujuran dan ketidaktransparanan menjadi faktor utama yang memperburuk situasi. Banyak pria yang memilih perkawinan siri untuk menghindari tanggung jawab atau kewajiban sosial. Akibatnya, para istri yang terlibat harus menanggung beban emosional yang berat. Dalam kasus Dewi, ia merasa dikhianati karena tidak diberi informasi lengkap tentang status pernikahannya. Ini menciptakan rasa tidak percaya dan trauma mendalam.
Perkawinan siri bukan hanya mempengaruhi individu yang terlibat, tetapi juga memiliki dampak luas pada lingkungan sosial. Masyarakat sering kali menilai secara negatif praktik ini, yang bisa menyebabkan stigma dan diskriminasi terhadap para istri yang terlibat. Dewi mengaku merasa tertekan karena harus menghadapi penilaian masyarakat yang keras. Situasi ini memperburuk kondisi psikologisnya dan membuatnya merasa terasing.
Konsekuensi sosial ini juga mencerminkan bagaimana struktur keluarga dapat hancur akibat praktik semacam ini. Anak-anak yang lahir dari perkawinan siri sering kali menghadapi tantangan identitas dan hak-hak hukum. Hal ini menambah beban moral bagi setiap pihak yang terlibat. Refleksi mendalam atas konsekuensi sosial ini penting untuk memahami dampak jangka panjang dari praktik perkawinan siri.