Pasar
BNI Memperkuat Komitmen ESG Melalui Pembiayaan Hijau dan Inisiatif Lingkungan
2024-11-11
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat komitmennya terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social & Governance - ESG) dalam kegiatan bisnisnya. Berbagai inisiatif yang dilakukan oleh bank pelat merah ini mencakup penerapan Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB), pembiayaan berkelanjutan, penerbitan obligasi hijau, serta berbagai proyek dan kegiatan internal yang berfokus pada efisiensi dan konservasi lingkungan.
Mewujudkan Keuangan Berkelanjutan Melalui Pembiayaan Hijau
Implementasi Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB)
BNI secara aktif melaksanakan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait Penerapan Keuangan Berkelanjutan, yaitu POJK 51/POJK.03/2017. Hal ini diwujudkan melalui implementasi RAKB sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi tersebut. RAKB menjadi landasan bagi BNI dalam menjalankan berbagai inisiatif yang mendukung aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam kegiatan bisnisnya.Fokus pada Pembiayaan Berkelanjutan
Sejak tahun 2019, BNI telah menerapkan strategi pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) sebagai salah satu fokus utamanya. Bank ini secara khusus mengidentifikasi dan mengembangkan pembiayaan di berbagai sektor yang berwawasan lingkungan, seperti industri kelapa sawit, energi terbarukan, hutan sosial, dan obligasi hijau.Hingga saat ini, BNI telah mencatatkan portofolio pembiayaan hijau sebesar Rp188 triliun atau setara dengan 26% dari total pinjaman bank. Angka ini menunjukkan komitmen BNI yang kuat dalam mendukung proyek-proyek yang berdampak positif terhadap lingkungan.Penerbitan Obligasi Hijau Perdana
Sebagai wujud nyata komitmen BNI terhadap keuangan berkelanjutan, bank ini berhasil menerbitkan obligasi hijau pertama senilai Rp5 triliun pada tahun 2022. Sekitar 87% dari hasil penerbitan obligasi hijau tersebut telah dialokasikan untuk proyek-proyek yang memberikan dampak positif bagi lingkungan.Dalam laporan terbarunya di Juni 2024, BNI mengungkapkan bahwa Rp4,4 triliun dari hasil penerbitan obligasi hijau telah disalurkan untuk pembiayaan lima sektor utama yang berdampak positif pada lingkungan. Alokasi terbesar, yaitu sekitar 53%, digunakan untuk pembiayaan sektor transportasi berkelanjutan, diikuti oleh sektor sumber daya alam dan penggunaan lahan secara berkelanjutan (18%), pengelolaan limbah dan konversi limbah menjadi energi (13%), serta sektor energi baru dan terbarukan (EBT) dan bangunan hijau (masing-masing 8%).Mendukung Proyek Transportasi Berkelanjutan
Salah satu proyek transportasi berkelanjutan yang didukung oleh pembiayaan hijau BNI adalah pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Proyek ini merupakan sistem kereta rel listrik yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota sekitarnya, seperti Bogor, Depok, dan Bekasi.LRT Jabodebek akan terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti bus Transjakarta, commuter line, dan fasilitas park and ride. Berdasarkan proyeksi dalam Studi Kelayakan LRT Jabodebek 2024, sistem transportasi ini diharapkan dapat melayani 25,5 juta penumpang per tahun.Inisiatif Internal untuk Mendukung Lingkungan
Selain fokus pada regulasi dan pembiayaan ramah lingkungan, BNI juga mengambil langkah-langkah internal untuk mendukung upaya konservasi dan efisiensi lingkungan. Beberapa inisiatif yang dilakukan oleh BNI antara lain efisiensi tanpa kertas, program penghematan sampah, sistem pengelolaan air limbah, dan pemasangan panel surya.Selain itu, BNI juga menyelenggarakan berbagai kegiatan konservasi keanekaragaman hayati sebagai bagian dari komitmennya terhadap aspek lingkungan. Upaya-upaya ini menunjukkan bahwa BNI tidak hanya berfokus pada pembiayaan hijau, tetapi juga mengambil langkah-langkah internal untuk mewujudkan praktik bisnis yang ramah lingkungan.