Pasar
Laba BNI Tembus Rp16,3 Triliun, Kredit Tumbuh Kuat di Tengah Tantangan Ekonomi
2024-10-25
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, atau BNI, telah mencatatkan kinerja yang menggembirakan di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan. Laba bank BUMN ini berhasil mencapai Rp16,3 triliun hingga September 2024, naik 3,52% secara tahunan (year-on-year). Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang kuat serta perbaikan kualitas aset.
Kinerja Keuangan BNI Tetap Kokoh di Tengah Gejolak Ekonomi
Pertumbuhan Kredit Menjadi Penopang Utama Laba
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan laba BNI adalah pertumbuhan kredit yang mencapai 9,48% secara tahunan. Nilai kredit yang disalurkan oleh BNI tumbuh menjadi Rp735,02 triliun per September 2024. Pertumbuhan kredit yang kuat ini turut mendongkrak total kredit bank yang naik 5,82% secara tahunan menjadi Rp1.068,08 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa BNI mampu memanfaatkan peluang bisnis yang ada di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan.Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Tetap Terjaga
Selain pertumbuhan kredit, BNI juga berhasil menjaga pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang naik 2,96% secara tahunan menjadi Rp769,74 triliun. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kenaikan dana murah atau current account savings account (CASA). Giro bank per September 2024 naik 4,05% menjadi Rp302,26 triliun, sementara tabungan tumbuh 7,44% secara tahunan menjadi Rp238,9 triliun. Meskipun demikian, deposito mengalami kontraksi sebesar 2,62% secara tahunan menjadi Rp228,54 triliun.Perbaikan Kualitas Aset Mendukung Kinerja Keuangan
Selain pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana, BNI juga berhasil memperbaiki kualitas asetnya. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross turun dari 2,27% per September 2023 menjadi 1,97% per September 2024. Perbaikan kualitas aset ini turut mendukung kinerja keuangan BNI secara keseluruhan.Tantangan Ekonomi Tetap Menjadi Perhatian Utama
Meskipun BNI berhasil membukukan kinerja yang menggembirakan, bank ini tetap harus waspada terhadap berbagai tantangan ekonomi yang masih ada. Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, seperti inflasi dan suku bunga yang tinggi, dapat menjadi ancaman bagi pertumbuhan kredit dan kualitas aset di masa mendatang. Oleh karena itu, BNI harus terus memperkuat strategi bisnisnya dan mengelola risiko dengan baik agar dapat mempertahankan kinerja yang solid di tengah gejolak ekonomi.