Pasar
Tabel Saham dengan Net Foreign Sell Terbesar di Pasar Saham Indonesia
2024-11-20
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menunjukkan perkembangan yang menarik dan hampir mencapai level psikologis 7.200. Pada perdagangan Selasa (19/11/2024), indeks ditutup dengan naik 0,86% ke posisi 7.195,71.
Ringkasan Transaksi Saham
Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp 10,91 triliun dengan melibatkan 23,69 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 382 saham terpresiasi, 212 saham terdepresiasi, dan 197 saham stagnan.Perubahan Investor Asing
Investor asing tetap melakukan penjualan bersih di seluruh pasar sebesar Rp746,21 miliar dan di pasar reguler sebesar Rp763,78 miliar. Namun, mereka juga melakukan pembelian bersih sebesar Rp17,56 miliar di pasar negosiasi dan tunai.Saham dengan Net Foreign Sell Terbesar
BBRI menjadi saham dengan net sell asing terbesar, yaitu Rp1,8 triliun. Lalu diikuti oleh BBCA sebesar Rp1,2 triliun dan BMRI sebesar Rp784,9 miliar.Mengutip RTI Business, berikut 10 saham dengan net foreign sell terbesar pada perdagangan kemarin:PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) - Rp1,8 triliunPT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) - Rp1,2 triliunPT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) - Rp784,9 miliarPT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) - Rp505,2 miliarPT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) - Rp479,7 miliarPT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) - Rp334,5 miliarPT Barito Pacific Tbk. (BRPT) - Rp108,5 miliarPT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) - Rp84,3 miliarPT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) - Rp80,8 miliarPT United Tractors Tbk. (UNTR) - Rp79,6 miliar(mkh/mkh)Saksikan video di bawah ini:Video: IPO Jumbo-Musim Dividen, Pendongkrak Transaksi BEI Akhir TahunImplikasi dan Analisis
Perkembangan ini menunjukkan kondisi yang kompleks di pasar saham Indonesia. Net sell asing dari beberapa saham besar seperti BBRI, BBCA, dan BMRI dapat memberikan indikasi tentang kepercayaan investor asing terhadap pasar tersebut. Namun, juga perlu dipertimbangkan bahwa kondisi pasar dapat berubah sesuai dengan berbagai faktor seperti ekonomi global, kebijakan moneter, dan kondisi perusahaan. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak yang sebenarnya dari perubahan ini pada pasar saham secara keseluruhan.