Showbiz
Vihara Dharma Bhakti: Sejarah dan Budaya Tionghoa di Indonesia
2024-11-22
Vihara Dharma Bhakti, yang dikenal juga sebagai Klenteng Kim Tek Ie, merupakan salah satu ikon penting dalam sejarah dan budaya Tionghoa di Indonesia. Dikelilingi oleh kebudayaan dan sejarah yang kaya, vihara ini terletak di kawasan Glodok, Jakarta Barat. Didirikan pada tahun 1650 sesuai dengan perintah Kwee Hoen, seorang pemimpin komunitas Tionghoa.

Temukan Keindahan Budaya Vihara Dharma Bhakti

Arsitektur dan Seni Vihara Dharma Bhakti

Pilar-pilar merah yang menopang atap berhiaskan ornamen khas Tionghoa memberikan kesan indah. Patung perunggu dewa-dewi dan lukisan tradisional menambah keindahan ruang peribadatan. Patung Guan Yin, Buddha, dan dewa-dewi Taoisme seperti Xuan Tian Shang Di menjadi fokus utama. Seni-seni ini tidak hanya merupakan bentuk seni, tetapi juga merupakan jejak sejarah dan budaya yang tersimpan.Arsitektur Vihara Dharma Bhakti juga menunjukkan bagaimana budaya Tionghoa dapat beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia. Pilar-pilar merah dan ornamen khas Tionghoa menjadi simbol keindahan dan keunikan budaya ini.

Ritual Keagamaan Vihara Dharma Bhakti

Praktik membakar dupa (hio) dan persembahan makanan merupakan tradisi yang terus dilestarikan. Vihara ini menjadi pusat perayaan hari-hari besar Tionghoa seperti Cap Go Meh dan Cioko. Sebelum Perang Dunia II, opera Tionghoa Peranakan dan musik keroncong sering digelar di vihara ini saat perayaan Waisak. Ritual-ritual ini tidak hanya merupakan perayaan, tetapi juga merupakan cara untuk menjaga kebersamaan dan kebanggaan budaya Tionghoa.Ritual keagamaan Vihara Dharma Bhakti juga merupakan bagian dari identitas budaya Tionghoa. Melalui ritual-ritual ini, kita dapat memahami lebih dalam tentang nilai-nilai dan kepercayaan budaya Tionghoa.

Akulturasi Budaya dan Agama di Vihara Dharma Bhakti

Vihara Dharma Bhakti menggabungkan elemen-elemen Buddhisme, Taoisme, dan Konfusianisme. Ini menunjukkan bagaimana budaya Tionghoa dapat berinteraksi dan beradaptasi dengan budaya lain di Indonesia. Akulturasi ini tidak hanya terjadi di level seni dan ritual, tetapi juga di level pikiran dan keyakinan.Akulturasi budaya dan agama di Vihara Dharma Bhakti menjadi contoh yang baik tentang bagaimana budaya dapat berkembang dan beradaptasi. Ini juga menunjukkan pentingnya menghargai dan melestarikan budaya lain dalam kehidupan bermasyarakat.Studi lapangan ini memberikan wawasan yang sangat berharga bagi mahasiswa. Mereka dapat belajar tentang komunikasi antarbudaya, pelestarian budaya, dan toleransi melalui pengunjungan ke Vihara Dharma Bhakti. "Kawasan Pecinan Glodok mengajarkan kita tentang bagaimana budaya, agama, dan sejarah dapat berpadu dalam harmoni," ujar salah satu mahasiswa.Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman mahasiswa tentang pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai bagian dari identitas bangsa yang multikultural. Vihara Dharma Bhakti menjadi tempat yang penuh dengan keindahan dan keunikan budaya Tionghoa di Indonesia.
more stories
See more