Pernyataan tentang ikatan emosional antara seorang ibu dan anaknya menunjukkan bahwa cinta tidak selalu membutuhkan pertemuan fisik. Meskipun informasi mengenai apakah keduanya telah bertemu belum jelas, diketahui bahwa perasaan sayang tersebut tetap kuat. Fahmi menjelaskan bahwa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tidak tergantung pada frekuensi pertemuan. Kasih sayang ini bersifat abadi dan mendalam, melebihi batasan-batasan fisik.
Dalam situasi di mana anak ditempatkan di lingkungan yang berbeda, cinta seorang ibu tetap tak berubah. Perasaan tersebut tetap eksis meski dipisahkan oleh jarak. Fahmi menekankan bahwa kehadiran secara fisik bukanlah satu-satunya cara untuk mengekspresikan kasih sayang. Contohnya adalah orang tua yang memiliki anak di luar negeri; mereka tetap menyayangi anak-anaknya walaupun jarang bertemu. Ini membuktikan bahwa kasih sayang seorang ibu adalah sesuatu yang abadi dan tulus.
Cinta seorang ibu adalah anugerah yang tak ternilai. Hal ini mengajarkan kita bahwa cinta sejati tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Kita diajak untuk merenungkan makna sebenarnya dari kasih sayang dan bagaimana hal itu dapat menguatkan hubungan antara manusia, terutama dalam konteks keluarga. Dengan pemahaman ini, semoga masyarakat dapat lebih menghargai ikatan emosional yang ada di antara anggota keluarga, tanpa harus selalu dipertemukan dalam satu tempat.