Pada tahun 1984, ajang Festival Film Indonesia (FFI) menorehkan babak baru dalam sejarah perfilman Tanah Air. Meski tidak menghasilkan pemenang untuk kategori Film Terbaik, momen ini tetap menjadi titik balik penting bagi karier aktris berbakat Meriam Bellina. Dengan penampilan memukau sebagai Atika, seorang remaja yang terjerat masalah narkotika dalam film Cinta di Balik Noda, Meriam berhasil meraih Piala Citra untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik.
Dalam musim penghargaan perfilman yang kompetitif tersebut, Meriam harus bersaing dengan para senior ternama. Para lawan mainnya termasuk Christine Hakim, Jenny Rachman, Lydia Kandou, dan Soraya Perucha - semuanya adalah bintang yang telah membuktikan kepiawaiannya dalam peran masing-masing. Di tengah persaingan ketat ini, arahan sutradara Bobby Sandy membawa Meriam ke puncak prestasi, mengantarkannya meraih penghargaan bergengsi pertamanya.
Berdiri di atas panggung megah, momen tersebut menjadi tonggak sejarah dalam karier Meriam. Penghargaan ini bukan hanya menegaskan bakat aktingnya, namun juga membuka lembaran baru dalam industri perfilman nasional. Inspirasi yang diberikan oleh kemenangan ini menunjukkan bahwa dedikasi dan kerja keras dapat mengantarkan seseorang mencapai puncak, tak peduli seberapa berat tantangan yang dihadapi.