Dalam sebuah peristiwa yang penuh dengan emosi dan konflik, kehidupan William dan Salma mengalami pergolakan. William pulang ke rumahnya di saat yang bersamaan dengan kedatangan Salma. Dia menutup pintu tanpa berbicara, meninggalkan Salma merasa terluka. Di dalam rumah, William menerima tas berisi pakaian dari staf kafe yang dikirim oleh Pak Argo. Isi tas tersebut memicu kemarahan hebat pada William, hingga dia merobek dan membakar pakaian-pakaian itu. Sementara itu, Argo menghadapi Ben tentang insiden di hotel, namun Ben tetap menyangkal keterlibatannya.

Merasa Tertekan: Reaksi William terhadap Kehadiran Salma dan Tas Misterius

William tiba di rumah dalam keadaan batin yang tidak stabil. Saat Salma berusaha mendekati dan berbicara dengannya, dia memilih untuk menghindar dan masuk ke dalam rumah. Perasaan cemas dan bingung melanda Salma, yang akhirnya pergi dengan hati yang berat. Setelah itu, William mendapat kabar bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Namun, dia menolak pertemuan tersebut hingga mengetahui bahwa orang itu membawa barang milik Salma.

Di dalam rumah, William menemukan isi tas yang ternyata berisi pakaian tidur yang membuatnya marah. Kemarahan itu meledak begitu melihat pakaian-pakaian tersebut, hingga dia merobek dan membakarnya. Jiso, yang menjadi saksi langsung amukan William, segera pergi karena takut akan situasi yang semakin memanas. Ketegangan ini mencapai puncaknya ketika Dinda datang untuk mengecek kondisi William. Dia terkejut melihat tangannya yang terluka dan mulai merawatnya. Saat itulah Salma datang kembali, menyaksikan kedekatan mereka dan merasa semakin terluka.

Konfrontasi dan Penyangkalan: Argo Menghadapi Ben atas Insiden Hotel

Argo kembali ke rumah dengan pikiran dipenuhi kecurigaan tentang insiden di hotel. Dia langsung menemui Ben untuk mencari jawaban. Meski Argo mencoba mendesak Ben untuk mengaku, Ben tetap bersikukuh menyangkal keterlibatannya. Situasi ini semakin memanas hingga Taufan ikut campur, berusaha membuat Ben mengakui perbuatannya. Namun, Ben tetap tidak mau mengubah pendiriannya.

Percakapan antara Argo dan Ben semakin tegang. Argo merasa sangat kesal dan tidak percaya penyangkalan Ben. Dia berpendapat bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Ben. Sementara itu, Taufan mencoba menjadi mediator, tapi upayanya tidak banyak membantu. Akhirnya, Ayunda muncul dan mencoba meredakan situasi. Dia meminta Argo untuk tidak menuduh Ben tanpa bukti yang kuat. Meski demikian, Argo masih merasa curiga dan tidak bisa melepaskan pikirannya dari insiden tersebut.