Pengadilan Malaysia telah menghukum seorang influencer asal Singapura yang menyebarkan informasi palsu tentang hampir diculik. Amyra Laila Ho, seorang influencer kecantikan, memposting cerita ini di media sosialnya, yang kemudian menjadi viral dan menimbulkan banyak perhatian publik. Namun, setelah penyelidikan oleh pihak berwenang, klaim tersebut dinyatakan tidak benar. Akibatnya, Ho harus membayar denda 1.000 ringgit Malaysia.
Pada suatu hari di kota Johor Bahru, sebuah destinasi populer yang menghubungkan Malaysia dengan Singapura, terjadi insiden yang melibatkan seorang influencer bernama Amyra Laila Ho. Kota ini merupakan salah satu titik penyeberangan tersibuk di dunia, dengan jutaan orang melewatinya setiap hari. Ho membuat unggahan yang mendetail tentang dugaan upaya penculikan yang dialaminya di sebuah pusat perbelanjaan dekat perbatasan kedua negara.
Dalam postingannya, Ho menceritakan bahwa ia menolak tawaran untuk membeli daun teh dari sepasang kekasih. Kemudian, ia merasa dirinya dipaksa menghirup zat tertentu yang membuatnya pusing dan mati rasa. Menurutnya, pasangan tersebut mencoba menculiknya, dengan pria itu memegang lengannya dan wanita itu mencoba merebut tasnya. Namun, ketika orang-orang di sekitarnya mulai memperhatikan situasi, pelaku kabur meninggalkannya tergeletak di lantai.
Informasi ini cepat menyebar dan mendapatkan perhatian luas, namun polisi menemukan bahwa klaim tersebut tidak benar. Setelah investigasi, Ho mengaku bersalah atas tuduhan memberikan informasi palsu kepada pihak berwenang. Sebagai konsekuensinya, ia harus membayar denda 1.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp3,6 juta.
Postingan yang menghebohkan ini tampaknya telah dihapus dari akun media sosial Ho, yang juga dikenal sebagai Venus Ho.
Dari perspektif seorang pembaca, kasus ini mengajarkan kita untuk selalu berhati-hati dalam menyebarkan informasi di media sosial. Penting untuk memastikan kebenaran suatu informasi sebelum membagikannya, agar tidak menimbulkan kepanikan atau kesalahpahaman yang tidak perlu. Selain itu, kasus ini juga menunjukkan pentingnya tanggung jawab yang dimiliki oleh para influencer dalam memberikan informasi kepada pengikut mereka.