Di Jakarta, sebuah peristiwa yang penuh dengan emosi sedang berlangsung di ruang operasi. Salma, yang masih tak sadarkan diri, menjadi pusat perhatian banyak orang. Will, dengan penuh rasa sakit, menggenggam tangan Salma erat-erat dan memberikan kecupan lembut di keningnya. Tolong bertahanlah, Salma. Mereka semua berharap Salma bisa segera pulih.

"Peristiwa di Ruang Operasi: Kecemburuan dan Harapan"

Peristiwa di Ruang Operasi

Liputan6.com melaporkan bahwa di ruang operasi, Will dengan penuh rasa peduli dan rasa sakit menggenggam tangan Salma. Ia memberikan kecupan lembut di keningnya, menunjukkan betapa besarnya kasihnya terhadap Salma. Namun, Dinda yang menyaksikan adegan tersebut merasa kecemburuan. Air mata jatuh di pipi Dinda ketika dia memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Perasaan Will

Will duduk dengan resah di depan ruang operasi. Perasaan cemas menyelimuti dirinya. Dia tidak bisa menerima keadaan saat ini dan merasa sangat bersalah. Saat itu, Argo muncul dan duduk di sampingnya. Will merasa kesal dan menoleh dengan tatapan tidak suka. Namun, Argo menjawab dengan tenang dan mengatakan bahwa ia ingin menunggu sampai operasi Salma selesai.

Argo's Aksi

Argo mengeluarkan sebuah buku catatan dan mulai menulis. Will melirik dan terkejut. Argo menunjukkan catatannya kepada Will dan berkata bahwa ia sedang membuat daftar kebohongan yang telah Will ucapkan kepada Salma. Ternyata sudah cukup banyak, ya? Argo dengan nada menantang bertanya sampai kapan daftar ini akan bertambah dan apakah Will tidak lelah terus menutupi satu kebohongan dengan kebohongan lainnya. Will merasa sangat marah mendengar kata-kata Argo, namun tidak bisa mengelak dari kebenaran yang dihadapinya.