Utang yang harus dilunasi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2025 tampaknya tidak sebanding dengan beban Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Beban ini diperkirakan akan mencapai angka yang sangat tinggi, hampir menyentuh Rp 1.000 triliun. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap ekonomi nasional.

Pakar ekonomi dari lembaga riset ternama, Robertus Andrianto Serin, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut dapat berpotensi meredupkan nilai tukar rupiah. Ditambah dengan sentimen negatif dari situasi global, mata uang Indonesia diprediksi akan mengalami kesulitan untuk stabil di bawah level Rp16.000 per dolar AS. Hal ini menunjukkan tantangan besar yang harus dihadapi oleh perekonomian negara.

Kondisi finansial yang kompleks ini memerlukan langkah-langkah strategis dan inovatif untuk menjaga stabilitas ekonomi. Penting bagi pemerintah dan bank sentral untuk bekerja sama dalam merumuskan kebijakan yang efektif. Dengan demikian, upaya tersebut dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing mata uang rupiah di pasar internasional.