Sebuah laporan baru mengungkapkan bahwa Jerman telah meningkatkan pembelian gas alam cair (LNG) dari Rusia melalui negara-negara Uni Eropa lainnya. Meskipun Jerman sebelumnya menghentikan impor langsung energi dari Rusia, perusahaan energi milik negara Jerman SEFE telah mengakuisisi 58 pengiriman LNG Rusia melalui pelabuhan Dunkirk Prancis pada tahun 2024. Total volume impor mencapai 4,1 juta ton, lebih dari enam kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Analisis ini menunjukkan bahwa antara 3% dan 9,2% pasokan gas Jerman berasal dari Rusia, meski pengirimannya dialihkan melalui negara-negara UE lainnya.
Jerman telah merombak strateginya dalam mendapatkan pasokan gas alam cair (LNG) dari Rusia. Sejak menghentikan impor langsung energi dari Rusia, Jerman memilih jalur alternatif melalui negara-negara anggota Uni Eropa. Perusahaan energi milik negara Jerman, SEFE, menjadi pionir dalam proses ini dengan membeli LNG melalui pelabuhan di Prancis. Ini mencerminkan upaya Jerman untuk tetap mendapatkan pasokan energi penting sambil mematuhi kebijakan larangan impor langsung.
Perusahaan SEFE, yang dulunya bernama Gazprom Germania, memiliki kontrak jangka panjang untuk pasokan LNG dari fasilitas ekspor Yamal di Rusia. Berdasarkan kontrak tersebut, hampir semua kargo LNG dikirim ke fasilitas impor di Prancis, di mana gas kemudian digasifikasi dan dimasukkan ke dalam sistem pipa gas Eropa yang saling terhubung. Proses ini memungkinkan Jerman untuk mendapatkan akses ke LNG Rusia tanpa melanggar aturan larangan impor langsung. Namun, hal ini juga menciptakan ketidakpastian dalam pelacakan asal-usul gas secara akurat.
Laporan terbaru membuka kontroversi mengenai transparansi pasar gas internal Uni Eropa. Meskipun Jerman telah melarang impor LNG Rusia melalui pelabuhannya sendiri, negara ini masih menerima gas yang berasal dari Rusia melalui jalur alternatif. Situasi ini menciptakan dilema bagi berbagai pihak, termasuk otoritas energi di Belgia, Prancis, dan Spanyol, yang berpendapat bahwa sebagian besar gas tidak dikonsumsi di dalam negeri, tetapi dialihkan ke negara-negara UE lainnya.
Terdapat klaim bahwa kurangnya transparansi dalam sistem ini telah menyebabkan tudingan di antara negara-negara anggota. Petugas kebijakan energi di think tank Belgia Bond Beter Leefmilieu, Angelos Koutsis, menyoroti bahwa hasilnya adalah semua negara yang terlibat dapat mengklaim tidak bertanggung jawab atas peningkatan permintaan LNG Rusia. Laporan ini juga mencatat kesulitan dalam melacak volume yang tepat dari LNG Rusia dalam sistem. Hal ini menunjukkan perlunya reformasi dan peningkatan transparansi dalam pasar gas UE untuk mengatasi tantangan ini.