PT Pertamina, perusahaan energi milik negara, baru-baru ini memperkenalkan bahan bakar ramah lingkungan terbarunya yang diberi nama Diesel X. Inovasi ini menandai langkah penting bagi Pertamina dalam mendukung ketahanan energi nasional dan mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar fosil. Direksi Pertamina menekankan bahwa produk ini tidak hanya memberikan performa tinggi tetapi juga efisiensi bahan bakar dan emisi rendah, menjadikannya solusi ideal untuk sektor industri berat.
Berlokasi di Jakarta, PT Pertamina Internasional (KPI) Unit Balongan secara resmi meluncurkan bahan bakar ultra low sulphur diesel bernama Diesel X pada hari Senin. Produk ini merupakan hasil dari upaya penelitian dan pengembangan yang intensif oleh tim teknis Pertamina. Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyatakan bahwa peluncuran Diesel X mencerminkan komitmen perusahaan untuk inovasi dan keberlanjutan, serta mendukung program swasembada energi pemerintah.
Diesel X dirancang khusus dengan teknologi modern yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan kandungan sulfur yang sangat rendah, yaitu 10 ppm, bahan bakar ini mampu memberikan performa mesin yang lebih baik sambil mengurangi emisi gas buang. Saat ini, Kilang Balongan memiliki kapasitas produksi hingga 200 ribu barel per bulan. Peluncuran ini ditandai dengan pengiriman perdana sebanyak 52 ribu barel kepada PT Freeport Indonesia.
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menambahkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari peningkatan proses produksi di kilang Balongan. Dia menegaskan bahwa Diesel X akan memberikan manfaat besar bagi sektor industri, terutama dalam hal efisiensi bahan bakar dan pengurangan emisi.
Sebagai jurnalis, saya melihat peluncuran Diesel X sebagai langkah maju yang signifikan dalam upaya Pertamina untuk menjadi pemimpin di bidang energi bersih. Ini bukan hanya sekadar produk baru, tetapi juga simbol komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan inovasi. Dengan adanya Diesel X, kita bisa berharap masa depan yang lebih hijau bagi industri transportasi dan pertambangan di Indonesia.