Bukalapak, salah satu platform e-commerce terkemuka di Indonesia, mengumumkan perubahan strategis untuk mencapai profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Manajemen PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) merencanakan tiga bidang utama yang akan menjadi prioritas perseroan ke depan. Perusahaan ini menekankan pengembangan bisnis intinya, dengan fokus pada portal web dan platform digital sebagai bisnis utama. Dua bidang penunjang lainnya adalah aktivitas perusahaan holding dan konsultasi manajemen. Ini merupakan langkah penting bagi BUKA untuk memperkuat posisinya di pasar yang kompetitif.
Bukalapak berkomitmen untuk terus mengembangkan bisnis intinya, termasuk e-commerce. Marketplace tetap menjadi bagian integral dari operasi perseroan, meskipun ada penyesuaian dalam layanan produk fisik. Manajemen menjelaskan bahwa restrukturisasi usaha bertujuan untuk menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan, terutama pemegang saham. Perusahaan juga berfokus pada organisasi yang lebih ramping dan efisien untuk mendukung tujuan jangka panjang.
Dalam upaya untuk mencapai efisiensi, Bukalapak telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prospek segmen usahanya. Hasilnya, perusahaan memutuskan untuk menghentikan operasional penjualan produk fisik pada aplikasi dan situs webnya. Langkah ini diambil setelah melihat penurunan kontribusi pendapatan dan pertumbuhan selama tiga tahun terakhir, serta peningkatan biaya operasional yang signifikan. Sebagai gantinya, aplikasi dan situs web Bukalapak akan tetap beroperasi untuk penjualan produk virtual yang memiliki dampak positif terhadap laporan keuangan dan potensi pertumbuhan yang lebih baik.
Bukalapak telah menggunakan sebagian besar dana hasil Initial Public Offering (IPO) untuk berbagai keperluan, termasuk modal kerja perusahaan dan entitas anak, serta pengembangan bisnis. Hingga akhir Desember 2024, total dana yang digunakan mencapai Rp11,99 triliun dari total dana IPO sebesar Rp21,9 triliun. Sisa dana sekitar Rp9,33 triliun masih tersedia untuk penggunaan lebih lanjut. Dana tersebut telah dialokasikan ke tujuh pos pengeluaran, dengan fokus utama pada modal kerja dan pertumbuhan usaha.
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meminta penjelasan kepada Bukalapak terkait rencana penutupan penjualan produk fisik di marketplace dan penggunaan dana IPO. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menegaskan bahwa Bukalapak tidak menutup semua bisnis e-commerce, hanya penjualan online produk fisik. BEI telah melakukan penelaahan terhadap laporan keuangan dan relevansi penggunaan dana IPO. Bukalapak menjelaskan bahwa langkah-langkah ini dilakukan untuk tetap fokus pada pengembangan e-commerce dan mencapai tujuan jangka panjangnya.