Di sebuah rumah yang tampak tenang, suasana meja makan menjadi saksi bisu dari konflik emosional antara dua individu. Salma, dengan wajah lelah, memasuki ruangan yang telah disiapkan dengan sempurna oleh William. Interaksi singkat namun penuh beban terjadi antara mereka, mengekspos ketegangan yang mengendap dalam hubungan mereka. Dalam dialog singkat, terungkap bahwa ada masalah serius yang belum terselesaikan, yang berdampak pada kehidupan dan kesehatan mental kedua belah pihak.
Suasana rumah tangga yang semakin memburuk tercermin dari pertemuan tak terduga ini. William, meski tampak sibuk dengan ponselnya, segera menyadari kehadiran Salma. Ia mencoba bertindak perhatian dengan menyajikan makanan untuk istrinya, namun kata-kata yang keluar dari mulutnya justru menambah beban Salma. Pernyataan tentang dua nyawa dalam tubuhnya, yang disampaikan dengan nada yang tidak tepat, membuat situasi semakin tegang. Reaksi Salma menunjukkan bahwa ia merasa terluka dan ingin agar suaminya lebih memahami kondisinya.
Ketidakpuasan Salma mencapai puncaknya saat ia meletakkan sendok dengan keras di meja. Ekspresi wajahnya berubah drastis, menunjukkan kemarahan dan kesedihan yang mendalam. Ia berbicara dengan suara bergetar, memohon kepada William untuk berhenti menyakitinya dan janin yang sedang dikandungnya. Tuntutan ini mencerminkan rasa sakit batin yang dirasakannya, bukan hanya sebagai ibu hamil tetapi juga sebagai istri yang merasa tidak diperhatikan.
Percakapan berlanjut dengan William yang menjawab dengan senyum dingin, mencoba membela diri. Dia merasa bahwa dia juga mengalami luka hati, menunjukkan adanya kesalahpahaman mendalam antara keduanya. Salma terdiam sejenak, berusaha mengatur napasnya. Ucapan akhirnya menggambarkan betapa suramnya kehidupan rumah tangganya saat ini. Baginya, rumah yang seharusnya menjadi tempat kebahagiaan, telah berubah menjadi penjara yang menyesakkan.
Dengan nada yang penuh emosi, Salma menyimpulkan bahwa rumah tersebut telah kehilangan esensi utamanya. Dia merasa terkurung dalam lingkungan yang tidak lagi memberikan kehangatan atau kedamaian. Situasi ini menggambarkan betapa pentingnya komunikasi dan pemahaman dalam menjaga hubungan rumah tangga, serta bagaimana tekanan internal dapat merusak ikatan yang seharusnya kuat.