Gaya Hidup
Antisipasi Mpox, RI Datangkan 1.600 Dosis Vaksin dari Denmark
2024-08-27
Pemerintah Siap Datangkan 1.600 Dosis Vaksin Monkeypox dari Luar Negeri untuk Mitigasi Wabah
Jakarta, 27 Agustus 2024 - Menanggapi meningkatnya perhatian global terhadap penyebaran virus Monkeypox (Mpox), Pemerintah Indonesia berencana untuk mendatangkan tambahan stok vaksin dari luar negeri. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam pertemuan terbatas di Istana Negara.Upaya Komprehensif Pemerintah dalam Menjaga Kesehatan Masyarakat
Ketersediaan Vaksin Monkeypox di Indonesia
Pemerintah telah mengambil langkah proaktif dengan mendatangkan 1.000 dosis vaksin Monkeypox dari Denmark pada tahun 2022 setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan status pandemi untuk penyakit ini. Saat ini, stok vaksin yang tersisa tinggal 40 dosis, yang akan digunakan untuk tenaga kesehatan dan petugas laboratorium yang terlibat dalam penyelenggaraan acara Indonesia - Africa Forum pada 1-3 September mendatang.Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat, Pemerintah berencana untuk mendatangkan tambahan 1.600 dosis vaksin dari Denmark dalam waktu dekat. Menteri Budi Gunadi menyatakan bahwa vaksin tersebut diharapkan tiba pada minggu ini.Kolaborasi dengan Pemerintah Jepang
Selain itu, Pemerintah juga berencana untuk melakukan pendekatan kepada Pemerintah Jepang agar bersedia melakukan ekspor vaksin Monkeypox ke Indonesia. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memastikan ketersediaan vaksin yang memadai guna memitigasi penyebaran penyakit di dalam negeri.Harga Pembelian Vaksin
Menteri Budi Gunadi juga mengungkapkan bahwa harga pembelian vaksin Monkeypox dari Denmark mencapai Rp 3,5 juta per dosis. Dengan demikian, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5,6 miliar untuk pengadaan 1.600 dosis vaksin.Panduan WHO dan Prioritas Vaksinasi
Terkait dengan strategi vaksinasi, Menteri Budi Gunadi menyampaikan bahwa berdasarkan panduan WHO, vaksin Monkeypox hanya diberikan kepada kelompok berisiko tinggi. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya ketersediaan vaksin di tingkat global saat ini, di mana banyak negara juga sedang berupaya untuk mendapatkan vaksin."Jadi nggak bisa kita dapatnya banyak dan memang WHO guidance-nya ini hanya diberikan ke orang-orang yang berisiko tinggi saja. Jadi teman-teman seharusnya selama perilakunya baik harusnya nggak usah takut," tegas Menteri Budi Gunadi.