Gaya Hidup
Studi Ungkap Makin Banyak Anak Kecanduan Gula, Ini Risetnya
2024-08-27
Waspada! Konsumsi Minuman Manis Anak Kian Meningkat, Pacu Obesitas Global
Konsumsi minuman manis yang mengandung gula telah meningkat secara global dalam beberapa dekade terakhir, mendorong lonjakan kasus obesitas anak di seluruh dunia. Penelitian terbaru mengungkap data yang mengkhawatirkan terkait tren ini, menjadi peringatan bagi orang tua dan pembuat kebijakan untuk segera mengambil tindakan.Tingkatkan Kesadaran, Atasi Obesitas Anak Secara Komprehensif
Peningkatan Konsumsi Minuman Manis Anak Secara Global
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh tim gabungan dari Amerika Serikat, Yunani, Kanada, dan Meksiko, konsumsi minuman manis di kalangan anak-anak terus meningkat dalam tiga dekade terakhir. Pada tahun 2018, anak-anak secara rata-rata mengonsumsi 3,6 porsi minuman manis per minggu, meningkat 22,9% dibandingkan tahun 1990. Peningkatan ini jauh lebih tajam dibandingkan konsumsi orang dewasa.Tren ini sejalan dengan kenaikan prevalensi obesitas anak di seluruh dunia. Saat ini, obesitas telah memengaruhi sekitar 160 juta anak-anak dan remaja secara global. "Temuan kami seharusnya membunyikan alarm peringatan di semua negara di seluruh dunia," tegas Dariush Mozaffarian, penulis senior studi dan direktur Food is Medicine Institute di Tufts University, AS.Risiko Kesehatan Jangka Panjang
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis yang mengandung gula dikaitkan dengan risiko obesitas yang lebih tinggi di kalangan anak muda. Hal ini pada gilirannya berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan yang dapat muncul saat dewasa, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker."Hal ini berdampak sangat tinggi bagi kesehatan individu, tidak hanya pada masa kanak-kanak tetapi juga dalam jangka panjang, dan juga biaya yang sangat tinggi bagi masyarakat," ungkap Dr. Berthold Koletzko, seorang profesor pediatri di Universitas Ludwig Maximilian Munich dan presiden Akademi Pediatri Eropa.Pola Konsumsi Minuman Manis Anak
Berdasarkan laporan baru, asupan minuman manis cenderung lebih tinggi di kalangan anak-anak dan remaja. Di sebagian besar wilayah, angkanya juga lebih tinggi di daerah perkotaan dan di antara anak-anak yang orang tuanya berpendidikan tinggi.Namun, tren ini tidak terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi. Menurut Koletzko, hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan daya beli dan preferensi konsumsi di antara kelompok sosial ekonomi. Di negara-negara berpenghasilan rendah, orang-orang di daerah perkotaan dan mereka yang berpendidikan tinggi cenderung memiliki lebih banyak uang untuk membeli minuman manis. Sedangkan di negara-negara berpenghasilan tinggi, tren tersebut justru sebaliknya.Variasi Konsumsi Minuman Manis Berdasarkan Wilayah
Secara regional, Amerika Latin dan Karibia serta Timur Tengah dan Afrika Utara melaporkan tingkat asupan minuman manis tertinggi secara keseluruhan, masing-masing 9,1 dan 7,3 porsi per minggu. Meski begitu, anak-anak di Amerika Latin mengonsumsi lebih sedikit minuman manis secara rata-rata pada tahun 2018 dibandingkan tahun 1990.Temuan ini mengungkapkan adanya disparitas konsumsi minuman manis yang perlu mendapat perhatian dan penanganan secara menyeluruh. Baik di tingkat global, regional, maupun lokal, upaya-upaya komprehensif diperlukan untuk mengendalikan tren konsumsi minuman manis yang terus meningkat di kalangan anak-anak.