Gaya Hidup
Industri Kosmetika Lokal Dibanjiri Impor China, BPOM Ungkap Faktanya
2024-08-27

Menguak Dinamika Industri Kosmetik Lokal: Keunggulan, Tantangan, dan Masa Depan

Industri kosmetik di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun produk impor masih menjadi pesaing kuat, data menunjukkan bahwa produk lokal tetap mendominasi pasar domestik. Namun, tantangan seperti pemasaran yang masih tradisional dan tingginya impor bahan baku menjadi fokus bagi pemerintah dan pelaku industri untuk terus mendorong pertumbuhan sektor ini.

Memacu Pertumbuhan Industri Kosmetik Lokal yang Tangguh

Dominasi Produk Lokal di Pasar Domestik

Berdasarkan data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dalam lima tahun terakhir sejak 2019, terdapat 519.746 izin edar kosmetika yang diterbitkan, dan 69% di antaranya adalah produk lokal. Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar produk kosmetik yang beredar di tanah air berasal dari brand-brand lokal. Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa jumlah perusahaan kosmetik juga meningkat secara signifikan, dari 565 perusahaan pada tahun 2019 menjadi 1.178 perusahaan pada pertengahan 2024.Namun, meskipun produk lokal mendominasi, masih terdapat temuan produk impor dari China yang mulai membanjiri pasar dan mulai 'memukul' industri lokal. Menurut Taruna Ikrar, produk-produk tersebut umumnya berasal dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terdaftar di BPOM. Sayangnya, UMKM ini masih menghadapi kendala dalam memasarkan produknya, terutama terkait dengan pemasaran yang masih bersifat tradisional dan belum memanfaatkan saluran online serta e-commerce secara optimal.

Peran Pemerintah dalam Mendukung Industri Kosmetik Lokal

Pemerintah, melalui Kementerian Perdagangan, terus berupaya untuk mendukung pertumbuhan industri kosmetik lokal. Staf Khusus Menteri Perdagangan, Bara Krishna Hasibuan, mengungkapkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, industri kosmetik tumbuh 43% dengan kehadiran sekitar seribu perusahaan lokal yang juga melakukan ekspor.Meskipun demikian, Bara menjelaskan bahwa terdapat tantangan terkait dengan bahan baku, di mana saat ini 80% raw material untuk produksi kosmetik masih harus diimpor. Hal ini membutuhkan justifikasi dan kehati-hatian dalam menerapkan kebijakan proteksi, seperti safeguard atau bea masuk, agar tidak mengganggu pasokan bahan baku dan produktivitas industri.

Mengejar Keunggulan Kompetitif Melalui Inovasi dan Pemasaran

Untuk memperkuat daya saing produk kosmetik lokal, tidak hanya diperlukan dukungan pemerintah, tetapi juga inovasi dan strategi pemasaran yang lebih efektif dari para pelaku industri. Menurut Taruna Ikrar, salah satu tantangan utama yang dihadapi UMKM kosmetik adalah pemahaman yang masih terbatas terkait proses pemasaran, terutama dalam memanfaatkan saluran digital dan e-commerce.Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kapabilitas UMKM dalam hal pemasaran, sehingga mereka dapat menjangkau konsumen dengan lebih efektif. Selain itu, inovasi produk dan pengembangan formula yang unik juga menjadi kunci untuk mempertahankan keunggulan kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat.

Mewujudkan Masa Depan yang Cerah bagi Industri Kosmetik Lokal

Meskipun menghadapi tantangan, industri kosmetik lokal di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Dengan dominasi produk dalam negeri di pasar domestik, dukungan pemerintah, serta upaya inovasi dan pemasaran yang lebih efektif, industri ini diharapkan dapat terus tumbuh dan berkembang, memperkuat posisinya di pasar global.Ke depan, sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan ekosistem pendukung akan menjadi kunci untuk mewujudkan industri kosmetik lokal yang tangguh, berdaya saing, dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen di dalam maupun luar negeri.
More Stories
see more