Gaya Hidup
Angka Perceraian Meroket, Perusahaan Ini Malah Cuan Besar
2024-09-20

Perceraian di China Meningkat Tajam, Bisnis Foto Perceraian Menjamur

Angka perceraian di China telah mencapai rekor tertinggi, dengan lebih dari 4,7 juta pasangan bercerai pada tahun 2019. Sementara itu, semakin banyak penduduk China yang enggan menikah, dengan angka pernikahan yang terus menurun setiap tahunnya. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi krisis populasi, seperti yang dialami oleh Jepang dan Korea Selatan. Namun, di balik angka perceraian yang tinggi, muncul peluang bisnis baru, yaitu fotografi perceraian.

Menyoroti Tren Perceraian dan Pergeseran Budaya di China

Angka Perceraian Mencapai Rekor Tertinggi

Data resmi pemerintah China menunjukkan bahwa angka perceraian di negara tersebut telah mencapai rekor tertinggi pada tahun 2019, dengan 4,7 juta pasangan bercerai. Angka ini lebih dari empat kali lipat lebih tinggi dari dua dekade lalu, menandakan adanya pergeseran yang signifikan dalam budaya pernikahan di China.

Penurunan Angka Pernikahan

Bersamaan dengan tingginya angka perceraian, semakin banyak penduduk China yang enggan menikah. Angka pernikahan di China telah menurun setiap tahunnya, dari sekitar 13 juta pada tahun 2013 menjadi di bawah 7 juta pada tahun 2022. Ini merupakan angka terendah sejak pencatatan pernikahan dimulai pada tahun 1985.

Kekhawatiran akan Krisis Populasi

Fenomena baru ini telah menjadi kekhawatiran baru akan potensi krisis populasi, seperti yang sudah dialami oleh Jepang dan Korea Selatan. Penurunan angka pernikahan dan peningkatan angka perceraian dapat berdampak signifikan pada struktur demografis China, dengan implikasi jangka panjang yang perlu diperhatikan.

Pergeseran Budaya dan Penerimaan Perceraian

Perceraian dulunya dipandang sebagai stigma dalam masyarakat China, namun kini banyak anak muda memilih untuk tidak menikah. Bagi mereka yang memilih untuk menikah, ada penerimaan yang lebih besar jika pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian. Pergeseran budaya ini telah melahirkan bisnis fotografi perceraian yang sedang berkembang pesat.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tren Perceraian

Peneliti senior Universitas Victoria di Australia, Peng Xiujian, mengaitkan penurunan angka pernikahan dengan faktor ekonomi dan sosial, termasuk lingkungan kerja yang penuh tekanan, pasar tenaga kerja yang kompetitif, dan biaya hidup yang tinggi. Generasi muda juga cenderung memprioritaskan kebebasan dan pengembangan karier, sehingga enggan terikat dalam pernikahan yang tidak bahagia.

Bisnis Fotografi Perceraian yang Berkembang Pesat

Tingginya angka perceraian di China telah melahirkan peluang bisnis baru, yaitu fotografi perceraian. Fotografer seperti Tan Mengmeng, yang sebelumnya berfokus pada fotografi pernikahan, kini beralih ke fotografi perceraian. Tan telah memotret sekitar 30 pasangan yang memutuskan hubungan pernikahan, mengabadikan momen patah hati dan kegembiraan mereka.Banyak perusahaan juga menawarkan layanan untuk membuang barang kenang-kenangan selama pernikahan dan kenang-kenangan lain yang tidak diinginkan dengan cara yang seremonial. Foto-foto perceraian yang dibagikan di media sosial China juga menunjukkan adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perceraian.Tan menyatakan bahwa "Ini bisnis yang bagus. Bagaimanapun, suka dan duka sama-sama layak diabadikan." Dengan pergeseran budaya yang terjadi, bisnis fotografi perceraian di China tampaknya akan terus berkembang pesat di masa mendatang.
More Stories
see more