Pasar
Investor Asing Terus Tinggalkan Pasar Saham Indonesia, IHSG Terancam Merana di Zona Merah
2024-11-11
Pasar saham Indonesia kembali mengalami tekanan setelah investor asing terus menarik dana mereka dari pasar saham domestik. Hal ini menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali ambles pada perdagangan sesi I Senin (11/11/2024). Kondisi ini dikhawatirkan akan berlanjut hingga akhir November 2024.
Investor Asing Semakin Meninggalkan Pasar Saham Indonesia
Penjualan Saham Asing Terus Berlanjut
Selama beberapa hari terakhir, investor asing terus menarik dana mereka dari pasar saham Indonesia. Pada akhir pekan lalu saja, asing sudah melepas saham-saham RI hingga mencapai Rp 2,22 triliun di seluruh pasar. Bahkan sepanjang pekan lalu, asing sudah melego hingga Rp 4,5 triliun.Kondisi ini menyebabkan IHSG terpantau kembali ambles pada perdagangan sesi I Senin (11/11/2024), di mana IHSG merosot 1,11% ke posisi Rp 7.206,24. IHSG sempat merosot ke level psikologis 7.100 sekitar pukul 10:15 WIB.Investor Asing Beralih ke Pasar Saham AS
Di sisi lain, tampaknya investor asing mulai kembali ke pasar saham Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump resmi memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2024. Kemenangan Trump di pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) pada Rabu pekan lalu dikhawatirkan menggencarkan kebijakan yang menekan negara Asia, termasuk Indonesia.Menurut catatan Reuters pada Kamis pekan lalu, Trump telah berjanji akan menerapkan tarif baru yang kemungkinan besar akan signifikan pada berbagai barang dari negara-negara seperti China dan Meksiko. Tarif ini kemungkinan akan mendorong inflasi dan, pada gilirannya, memperkuat dolar AS serta memperlambat pelonggaran kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Hal tersebut pada gilirannya berpotensi menarik dana keluar dari pasar negara berkembang, seperti yang telah terjadi akibat penguatan dolar AS.Pelemahan Data Ekonomi Indonesia
Anjloknya IHSG bukan tanpa alasan, data-data perekonomian Indonesia yang melemah pun menjadi alasan larinya investor asing. Dalam sebulan, investor asing mencatatkan net foreign sell sebesar Rp 7,43 triliun di semua market, di mana Rp 6,04 triliun berasal dari pasar reguler dan Rp 1,39 triliun berasal dari pasar nego dan tunai.Hal ini mengindikasikan bahwa investor asing semakin kehilangan kepercayaan terhadap prospek perekonomian Indonesia. Mereka cenderung memilih untuk menarik dana dan beralih ke pasar yang dianggap lebih menjanjikan, seperti pasar saham AS.IHSG Terancam Merana di Zona Merah
Dengan kondisi ini, IHSG pun terancam akan dominan berada di zona merah di sepanjang November. Jika melihat track record pergerakan IHSG pada bulan November dalam 10 tahun terakhir, IHSG selalu berada di zona merah pada bulan November.Tak menutup kemungkinan jika pada tahun ini, IHSG akan kembali ditutup di zona merah pada November 2024. Apalagi dengan dorongan data-data ekonomi yang melemah, makin membuat investor optimis bahwa IHSG tak akan berakhir indah pada bulan November.Hampir seluruh sektor berada di zona merah pada sesi I hari ini, kecuali sektor teknologi yang berhasil melesat hingga 1,22%. Dari sektor yang merana, properti menjadi paling parah yakni ambles 2,04%. Disusul infrastruktur sebesar 1,64%, transportasi sebesar 1,59%, industrial 1,34%, konsumer non-primer 1,16%, dan energi 1,12%.Saham-saham besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penekan IHSG, masing-masing sebesar 13 indeks poin dan 6,5 indeks poin. Selain itu, ada emiten konglomerasi Prajogo Pangestu yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang juga menjadi penekan IHSG, masing-masing sebesar 9,2 dan 7,6 indeks poin.Dengan kondisi ini, IHSG diprediksi akan terus berada di zona merah hingga akhir November 2024, seiring dengan terus keluarnya dana investor asing dan melemahnya data-data ekonomi Indonesia.