Pasar
Investor Asing Terus Tinggalkan Pasar Saham RI, IHSG Terancam Merana di November
2024-11-11
Pasar saham Indonesia kembali mengalami tekanan di awal pekan ini, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot tajam. Hal ini disebabkan oleh terus keluarnya dana investor asing dari pasar saham domestik dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, data-data ekonomi Indonesia yang melemah juga menjadi alasan bagi investor asing untuk menarik dananya. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa IHSG akan kembali ditutup di zona merah pada bulan November 2024.
Tren Negatif IHSG Sulit Dihentikan
Perkembangan Pasar Saham Indonesia- IHSG Merosot Tajam di Awal Pekan- Investor Asing Terus Menarik Dana dari Pasar Saham RI- Data Ekonomi Indonesia yang Melemah Menjadi Alasan Utama- Potensi IHSG Ditutup di Zona Merah pada November 2024Dampak Kebijakan Stimulus China- China Mengumumkan Paket Stimulus Ekonomi Senilai 10 Triliun Yuan- Stimulus China Dapat Mempengaruhi Perekonomian dan Pasar Saham RI- Investor Asing Berpotensi Kembali Beralih ke Pasar Saham ChinaKetegangan Perdagangan AS-China- Potensi Kenaikan Tarif Impor AS ke China Hingga 50%- Dampak Kebijakan Tarif AS Dapat Menekan Ekspor China- Penurunan Permintaan dari China Berpotensi Berdampak Langsung ke Ekspor IndonesiaIHSG Merosot Tajam di Awal Pekan
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi I Senin (11/11/2024) kembali diwarnai dengan pelemahan IHSG. Per pukul 10:55 WIB, IHSG merosot 0,93% ke posisi 7.219,18. IHSG sempat ambles hingga 1% lebih sekitar pukul 10:15 WIB dan juga sempat menyentuh level psikologis 7.100.Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 6 triliun dengan volume transaksi mencapai 10 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 715.461 kali. Pelemahan IHSG ini tidak terlepas dari terus keluarnya dana investor asing dari pasar saham RI dalam beberapa hari terakhir.Investor Asing Terus Menarik Dana dari Pasar Saham RI
Pada akhir pekan lalu saja, investor asing sudah melepas saham-saham RI hingga mencapai Rp 2,22 triliun di seluruh pasar. Bahkan sepanjang pekan lalu, asing sudah melego hingga Rp 4,5 triliun. Kondisi ini terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir, semakin memperburuk sentimen pasar.Anjloknya IHSG bukan tanpa alasan, data-data perekonomian Indonesia yang melemah pun menjadi alasan larinya investor asing. Dalam sebulan, investor asing mencatatkan net foreign sell sebesar Rp7,43 triliun di semua market, dimana Rp6,04 triliun berasal dari pasar reguler dan Rp1,39 triliun berasal dari pasar nego dan tunai.Potensi IHSG Ditutup di Zona Merah pada November 2024
Dengan kondisi ini, IHSG pun terancam akan dominan berada di zona merah di sepanjang November. Jika melihat track record pergerakan IHSG pada bulan November dalam 10 tahun terakhir, IHSG selalu berada di zona merah pada bulan November.Tak menutup kemungkinan jika pada tahun ini, IHSG akan kembali ditutup di zona merah pada November 2024. Apalagi dengan dorongan data-data ekonomi yang melemah, makin membuat investor optimis bahwa IHSG tak akan berakhir indah pada bulan November.Dampak Kebijakan Stimulus China
Di lain sisi, pemerintah China yang tampaknya sudah mulai memberikan paket stimulus ekonomi yang dapat mempengaruhi perekonomian China juga turut menjadi kabar kurang menggembirakan bagi pasar keuangan RI. Hal ini karena investor asing akan kembali melirik pasar saham China.China mengumumkan paket stimulus lima tahun senilai 10 triliun yuan atau setara Rp 21.900 triliun, pada Jumat pekan lalu. Paket stimulus ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah utang pemerintah daerah, sambil mengisyaratkan lebih banyak dukungan ekonomi akan datang tahun depan.Dengan adanya stimulus ekonomi dari China, investor asing berpotensi kembali beralih ke pasar saham China. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi pasar saham Indonesia, karena arus dana asing yang kembali ke China dapat menekan IHSG lebih dalam.Ketegangan Perdagangan AS-China
Selain itu, ketegangan perdagangan antara AS dan China juga kembali menjadi perhatian utama bagi pasar Asia. Potensi kenaikan tarif impor AS ke China hingga 50% dapat menekan ekspor China, yang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.Jika kondisi ini terjadi, maka potensi penurunan permintaan dari China akan berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia. Hal ini dapat memperburuk kondisi perekonomian Indonesia, yang pada akhirnya akan semakin menekan pergerakan IHSG.Menurut Morgan Stanley, dampak dari kebijakan tarif ini mungkin lebih kecil dibandingkan periode 2018-2019, namun penurunan kepercayaan korporasi dan investasi global dapat memperlambat siklus ekonomi di kawasan Asia. Kondisi ini tentu saja akan semakin memperburuk sentimen pasar saham di Indonesia.