Pada masa kini, generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dikenal sebagai Generasi Z atau Gen Z, menghadapi tantangan signifikan dalam dunia kerja. Data dari platform konsultasi pendidikan dan karier menunjukkan bahwa sekitar 60% perusahaan telah memecat lulusan baru yang direkrut tahun ini. Alasan utamanya mencakup kurangnya motivasi, profesionalisme, dan keterampilan komunikasi. Laporan ini juga menyoroti beberapa faktor lain yang berkontribusi pada keputusan tersebut, termasuk kesulitan menerima umpan balik dan kurangnya pengalaman kerja relevan.
Dalam periode terakhir, di ibu kota Indonesia, Jakarta, banyak pekerja muda dari generasi Z mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Intelligent, sebuah platform konsultasi pendidikan dan karier, sebagian besar perusahaan melaporkan alasan utama PHK adalah kurangnya inisiatif dan sikap profesional. Dalam lingkungan kerja yang dinamis, banyak lulusan baru merasa tidak siap menghadapi tantangan yang berbeda dari pengalaman akademis mereka. Mereka sering kali kesulitan mengelola beban kerja, terlambat, dan bahkan tidak berpakaian atau berbicara dengan cara yang sesuai.
Survei lebih lanjut menunjukkan bahwa 50% manajer perekrutan merasa karyawan Gen Z kurang memiliki motivasi, sementara 46% menilai mereka kurang profesional. Selain itu, 42% mengkritik kemampuan organisasi mereka, dan 39% menyoroti masalah dalam keterampilan komunikasi. Beberapa faktor lain yang disebutkan adalah kesulitan menerima feedback, kurangnya pengalaman kerja relevan, dan ketidakcocokan budaya.
Berdasarkan wawancara dengan Huy Nguyen, kepala penasihat pendidikan dan pengembangan karier di Intelligent, lulusan baru sering kali tidak siap menghadapi lingkungan kerja yang kurang terstruktur dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri. "Mereka cenderung bergantung pada dukungan orang tua selama pencarian kerja," tambahnya. Survei dari ResumeTemplates menemukan bahwa 70% lulusan baru meminta bantuan orang tua mereka dalam proses pencarian kerja, dan 25% membawa orang tua mereka ke wawancara.
Bagi para pencari kerja muda, laporan ini memberikan pelajaran penting tentang apa yang dicari oleh perusahaan. Untuk meningkatkan peluang diterima bekerja, perusahaan menekankan pentingnya inisiatif, sikap positif, etos kerja yang kuat, dan keterampilan interpersonal yang baik. Selain itu, memiliki pengalaman magang dan kerja yang relevan dapat menjadi nilai tambah. Media sosial yang sesuai dengan pekerjaan dan hindari politik juga menjadi aspek penting untuk dipertimbangkan.
Dengan persiapan yang tepat dan sikap yang proaktif, generasi muda dapat mengatasi tantangan ini dan membangun karier yang sukses di dunia kerja yang semakin kompetitif.