Karakteristik utama yang dicari oleh para pencari cinta di platform kencan digital mencerminkan perubahan signifikan. Kepercayaan menjadi aspek paling penting, dengan 40% responden menyatakan bahwa kejujuran dan integritas adalah faktor utama dalam memilih pasangan. Penampilan fisik masih memiliki tempat penting, namun persentasenya turun menjadi 35%. Kesamaan nilai-nilai hidup juga menjadi pertimbangan serius, dengan 31% responden mengaku lebih tertarik kepada orang yang memiliki visi dan misi yang sejalan. Emotional availability, atau kemampuan seseorang untuk berbagi emosi dan perasaan secara bebas, menjadi daya tarik bagi 30% responden. Selain itu, hobi dan minat yang sama tetap menjadi penarik perhatian bagi 28% pencari cinta.
Dengan semakin banyaknya individu yang berusaha mewujudkan impian asmara mereka, hampir 20% dari responden internasional melaporkan telah membuat vision board untuk mencapai tujuan percintaan mereka. Para lajang tidak lagi bersedia menyerah begitu saja; mereka tahu apa yang diinginkan dan berusaha keras untuk mewujudkannya. Menurut Melissa Hobley, Chief Marketing Officer Tinder, generasi ini lebih proaktif dalam mencari pasangan yang sesuai dengan ekspektasi mereka.
Sikap-sikap tertentu dianggap sebagai hal yang tidak dapat ditoleransi dalam hubungan. Sebanyak 50% responden menjawab bahwa ketidakteraturan kebersihan (jorok) merupakan kesalahan besar dalam sebuah hubungan. Sikap kasar, baik verbal maupun non-verbal, menjadi alasan lain untuk menghindari seseorang, dengan 44% responden merasa tidak nyaman jika pasangan mereka bersikap demikian. Selain itu, 34% responden menganggap bahwa membahas mantan secara berlebihan adalah tanda kurangnya kedewasaan dalam hubungan. Hal-hal tersebut dianggap mengganggu stabilitas dan kenyamanan dalam sebuah hubungan.
Walaupun stabilitas finansial masih penting, 22% responden mengungkapkan bahwa mereka menginginkan pasangan yang mampu menetapkan batasan dalam pekerjaan. Ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi menjadi prioritas bagi banyak orang. Pasangan yang bisa memberikan dukungan emosional dan memahami pentingnya waktu luang dinilai lebih berharga daripada sekadar status sosial atau materi.
Lingkungan sosial tampaknya memiliki peran yang cukup besar dalam proses pencarian pasangan. Pada tahun 2024, hampir 60% responden meminta saran dari teman-teman mereka tentang kencan yang akan dilakukan. Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan sosial dalam membantu pengambilan keputusan. Bahkan, 20% responden mengaku meminta bantuan teman untuk melakukan seleksi awal dengan melihat profil media sosial calon pasangan. Teman-teman menjadi pendukung emosional utama, memberikan masukan dan pandangan objektif yang diperlukan.
Hampir 50% responden menyatakan bahwa mereka akan sangat bergantung pada bantuan teman-teman dalam menjalani dunia kencan pada tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa komunitas dan lingkungan sosial memiliki peran penting dalam membentuk keputusan dan harapan dalam hubungan asmara. Dukungan dari orang-orang terdekat dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan diri yang dibutuhkan dalam mencari pasangan yang tepat.