Isak tangis mewarnai setiap langkah prosesi pemakaman ibunda Ussy Sulistiawaty. Sang suami, Andhika Pratama, dengan penuh kasih sayang, ikut turun ke liang lahat dan mengantarkan ibunda ke peristirahatan terakhirnya. Di sisi liang lahat, Ussy yang berada di bibir, tampak menangis sambil memeluk ayahnya. Tangisnya semakin menguras hati ketika adzan dikumandangkan terakhir kali untuk almarhumah. Kini, Ussy harus menghadapi kepergian ibunda tercinta untuk selamanya.
Setelah keluar dari liang lahat, Andhika menghampiri Ussy dan mendekapnya. Di situ, Ussy pun tidak bisa menahan kesedihannya. Kini, mereka harus bersama-sama menghadapi masa depan yang penuh dengan kebingungan dan kesedihan. Namun, dengan kekuatan cinta dan semangat, mereka akan terus berjuang untuk melalui tahap-tahap ini.
Untuk Ussy dan Andhika, masa depan ini akan penuh dengan tantangan. Mereka harus belajar untuk menerima kehilangan dan terus bergerak maju. Namun, dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman, mereka akan dapat menghadapi masa depan ini dengan lebih tenang.
Setiap langkah yang mereka ambil akan menjadi langkah penting dalam kehidupannya. Mereka harus belajar untuk menghargai setiap momen dan tidak pernah lupa pada ibu yang telah meninggal. Dalam hal ini, mereka harus bersatu dan saling mendukung satu sama lain.
Kehilangan ibu seperti ini akan selalu meninggalkan kesan yang terlalu mendalam di hati. Ussy dan Andhika harus belajar untuk mengatasi kesedihan ini dan terus berjuang untuk mencapai cita-cita mereka. Mereka harus belajar untuk menghargai setiap momen dan tidak pernah lupa pada ibu yang telah meninggal.
Namun, dengan kekuatan cinta dan semangat, mereka akan dapat menghadapi masa depan ini dengan lebih tenang. Mereka harus belajar untuk menerima kehilangan dan terus bergerak maju. Dalam hal ini, keluarga dan teman-teman akan menjadi kekuatan utama bagi mereka.