Pada akhir bulan Desember, masyarakat dikejutkan dengan pengumuman resmi dari Kantor Polisi Mapo mengenai pembukaan penyelidikan terhadap seorang tokoh bernama Mino. Sementara itu, Administrasi Tenaga Kerja Militer (MMA) juga telah menyelesaikan penyelidikannya atas tuduhan serupa. Walaupun militer lebih awal memulai investigasi, namun polisi dinilai lebih tepat untuk menangani beberapa aspek kasus ini.
Institusi militer menjadi pihak pertama yang melakukan tinjauan awal terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh individu tersebut. Investigasi ini dimulai pada tanggal 17 Desember, dua hari sebelum pihak kepolisian ikut terlibat. Meskipun demikian, hasil peninjauan internal menunjukkan adanya beberapa poin yang memerlukan pemeriksaan lebih mendalam dan spesifik.
Menurut perwakilan MMA, setelah melalui proses evaluasi internal, ditemukan beberapa aspek yang memerlukan penanganan khusus oleh pihak berwenang lainnya. "Setelah kami melakukan review menyeluruh, kami memutuskan bahwa ada beberapa hal yang lebih sesuai ditangani oleh pihak kepolisian," ungkap juru bicara tersebut. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan teknis hukum dan prosedural yang lebih luas.
Seiring berjalannya waktu, pihak kepolisian kemudian turut terlibat dalam proses penyelidikan. Pengambilalihan ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa ada beberapa elemen kasus yang memerlukan pendekatan khusus. Pada 19 Desember, Kantor Polisi Mapo secara resmi membuka penyelidikan terhadap individu yang bersangkutan.
Alasan utama pengambilalihan ini adalah karena adanya indikasi pelanggaran terhadap undang-undang tertentu yang lebih tepat ditangani oleh institusi kepolisian. "Kami telah meminta bantuan pihak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini karena ada beberapa aspek yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut," jelas perwakilan MMA. Langkah ini diharapkan dapat memberikan hasil penyelidikan yang lebih akurat dan komprehensif.