Perbandingan antara kekuatan militer Israel dan China memberikan wawasan penting tentang posisi kedua negara dalam skenario pertahanan global. Data terbaru dari Global Fire Power (GFP) 2024 menunjukkan bahwa Israel berada di urutan ke-15 dari 145 negara, sementara China berada di posisi ketiga, hanya kalah dari Amerika Serikat dan Rusia. Perbedaan ini mencerminkan kapabilitas dan investasi yang luar biasa yang telah dilakukan oleh Beijing dalam bidang pertahanan.
Pertumbuhan industri pertahanan Israel menjadi faktor kunci dalam peningkatan kekuatannya. Industri ini telah berkembang pesat, menciptakan teknologi canggih yang digunakan tidak hanya untuk kebutuhan domestik tetapi juga diekspor ke berbagai negara. Hal ini membantu memperkuat posisi Israel sebagai pemain utama dalam pasar pertahanan internasional.
Jumlah tentara aktif dan cadangan menjadi indikator penting dari kekuatan militer suatu negara. Israel memiliki sekitar 170.000 tentara aktif dan 465.000 personel cadangan. Angka ini mencerminkan komitmen negara tersebut untuk mempertahankan keamanannya melalui kehadiran militer yang kuat. Namun, jika dibandingkan dengan China, angka tersebut tampak lebih rendah. Beijing memiliki jumlah personel militer yang jauh lebih besar, mencapai jutaan.
Tingkat keterampilan dan pelatihan personel militer Israel juga patut dipertimbangkan. Tentara Israel dikenal karena disiplin dan kemampuan tempurnya yang tinggi. Ini tercermin dari berbagai operasi militer yang berhasil dilakukan negara tersebut. Meskipun jumlahnya lebih sedikit, kualitas personel militer Israel tetap unggul dan mampu mengimbangi kekurangan jumlah dengan efisiensi dan efektivitas.
Investasi dalam teknologi pertahanan menjadi salah satu pilar utama kekuatan militer Israel. Negara ini telah mengembangkan berbagai sistem pertahanan yang inovatif, termasuk rudal anti-balistik dan drone tempur. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan kapabilitas pertahanan Israel tetapi juga menjadikannya mitra strategis bagi banyak negara di dunia.
Pengembangan teknologi pertahanan oleh Israel juga mencakup aspek-aspek lain seperti sistem pengintaian dan komunikasi militer. Inovasi ini memungkinkan Israel untuk mengantisipasi ancaman dengan lebih cepat dan merespons secara efektif. Selain itu, kerjasama dengan negara-negara lain dalam bidang teknologi pertahanan semakin memperkuat posisi Israel sebagai pemimpin dalam industri ini.
Strategi pertahanan nasional Israel didasarkan pada prinsip-prinsip yang kuat, termasuk kesiapsiagaan konstan dan kemampuan respons cepat. Negara ini memprioritaskan perlindungan warganya dan menjaga stabilitas regional. Pendekatan ini telah terbukti efektif dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan.
Berbeda dengan China yang memiliki strategi pertahanan yang lebih luas dan mencakup wilayah geografis yang lebih besar, Israel fokus pada pertahanan wilayah lokal dan regional. Meskipun demikian, strategi ini tetap efektif dalam menjaga keamanan negara dan memastikan bahwa ancaman dapat ditangani dengan cepat dan efisien.
Dukungan dari sekutu di Barat, terutama Amerika Serikat, memainkan peran penting dalam penguatan kekuatan militer Israel. Bantuan ini mencakup transfer teknologi, latihan bersama, dan akses ke sumber daya militer. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat kapabilitas militer Israel tetapi juga memperdalam hubungan strategis dengan sekutu-sekutunya.
Selain itu, kerjasama dengan negara-negara lain di Eropa dan Timur Tengah juga memberikan manfaat tambahan bagi Israel. Kerjasama ini memungkinkan Israel untuk berbagi informasi intelijen dan melakukan operasi bersama yang meningkatkan efektivitas pertahanannya. Dengan demikian, peran sekutu menjadi elemen kunci dalam mempertahankan kekuatan militer Israel.