Menjelang perayaan Tahun Baru China 2025, buah jeruk menjadi komoditas yang sangat dicari. Dalam budaya Tionghoa, jeruk dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kekayaan, sehingga permintaan akan buah ini melonjak tinggi. Warna oranye cerah pada kulit jeruk dipercaya masyarakat sebagai lambang emas, membawa nasib baik bagi yang memilikinya. Selain itu, suara "jeruk" dalam bahasa Mandarin terdengar mirip dengan kata untuk "kekayaan", semakin menambah daya tariknya.
Berbagai jenis jeruk populer menjadi pilihan utama selama perayaan Imlek. Salah satu tradisi penting adalah bertukar jeruk sebagai tanda penghargaan dan saling berbagi keberuntungan. Pedagang-pedagang mulai disibukkan dengan pesanan yang berdatangan sejak beberapa hari lalu. Beberapa varietas jeruk seperti Ponkam, Santang, Dekopon, Honey Jelly Burst, dan Wogan Premium menjadi favorit konsumen. Misalnya, Ponkam dikenal dengan ukuran besar dan rasanya yang khas, sementara Santang Birma menawarkan rasa manis lembut tanpa biji. Sementara itu, Dekopon menarik perhatian dengan bentuknya yang unik dan rasa manis segarnya.
Peningkatan permintaan jeruk menjelang Imlek mencerminkan nilai-nilai positif dalam budaya Tionghoa. Tradisi membagikan jeruk tidak hanya sebagai simbol keberuntungan, tetapi juga sebagai ungkapan kasih sayang dan penghargaan kepada orang terdekat. Hal ini mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi kebahagiaan dan rezeki dengan sesama. Semoga semangat positif ini dapat terus dilestarikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, membawa kebaikan dan kemakmuran bagi semua orang.