Gaya Hidup
Kesulitan Generasi Z di Dunia Kerja: Antara Motivasi dan Profesionalisme
2025-01-07

Generasi Z menghadapi tantangan besar dalam memasuki dunia kerja pada tahun 2024. Banyak lulusan baru kesulitan mendapatkan pekerjaan, sementara mereka yang sudah bekerja sering menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Data dari Intelligent menunjukkan bahwa sekitar enam dari sepuluh perusahaan telah memecat karyawan muda karena kurangnya motivasi, profesionalisme, dan keterampilan komunikasi. Selain itu, survei ResumeTemplates menemukan bahwa banyak Gen Z bergantung pada dukungan orang tua selama pencarian kerja.

Tantangan Memasuki Dunia Kerja

Generasi Z mengalami kesulitan adaptasi ketika pertama kali memasuki dunia kerja. Lingkungan kerja yang dinamis dan ekspektasi tinggi membuat mereka merasa tidak siap. Faktor-faktor seperti kurangnya pengalaman kerja relevan dan keterampilan organisasi yang buruk menjadi hambatan utama. Selain itu, kebutuhan untuk beradaptasi dengan budaya kerja yang berbeda dan ekspektasi independensi juga memberikan tekanan tambahan bagi para fresh graduate.

Banyak lulusan baru menghadapi realitas yang jauh berbeda dari apa yang mereka pelajari di bangku kuliah. Dinamika budaya tempat kerja dan lingkungan yang kurang terstruktur dapat membuat mereka merasa bingung. Huy Nguyen, seorang ahli pendidikan dan karier, menjelaskan bahwa transisi ini bisa sangat menantang. "Banyak lulusan baru merasa sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang lebih mandiri dan kurang terstruktur," katanya. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja secara mandiri, mengelola waktu dengan baik, serta berinteraksi dengan rekan kerja dan atasan dengan cara yang profesional.

Faktor-Faktor yang Mendorong PHK

Perusahaan memiliki berbagai alasan untuk memecat karyawan generasi Z. Kurangnya motivasi dan profesionalisme menjadi dua faktor utama. Karyawan muda sering dianggap kurang inisiatif dan kurang mampu mengelola tugas dengan efektif. Selain itu, keterampilan komunikasi yang buruk dan ketidakmampuan menerima umpan balik juga menjadi pemicu utama PHK.

Survei menunjukkan bahwa hampir setengah dari perusahaan yang disurvei melaporkan masalah dengan keterampilan komunikasi dan profesionalisme karyawan Gen Z. Beberapa perusahaan juga mengkritik ketidakmampuan karyawan muda untuk bekerja dalam tim dan menyelesaikan masalah dengan efektif. Gebsy, seorang desainer grafis berusia 25 tahun, mengaku merasa diremehkan oleh atasannya dan tidak mendapatkan penghargaan atas karyanya. Dia juga merasa gaji yang ditawarkan sangat rendah dibandingkan standar industri, sehingga mengurangi motivasinya. "Mereka selalu meremehkan saya dan tidak menghargai kreativitas saya sebagai Gen Z," ujarnya. Situasi ini akhirnya menyebabkan dia kehilangan pekerjaannya.

More Stories
see more