Pada sebuah cerita yang penuh intrik dan emosi, kita mengikuti perjalanan tiga orang dengan masalah masing-masing. Saras dan Bara berusaha mempertahankan hubungan mereka di tengah gangguan dari Zahwa, sementara Nando berjuang keras untuk mengingat masa lalunya. Kisah ini menunjukkan bagaimana cinta dan ingatan dapat diuji dalam situasi yang tidak terduga.
Dalam suasana yang penuh ketegangan, Saras merasa kecewa saat Bara terlambat menjemputnya karena permintaan Zahwa untuk memperbaiki mobilnya. Dengan hati yang berdebar, Saras memilih untuk pergi ke kampus sendiri. Tak lama kemudian, Bara datang dengan wajah bersalah, mencoba memperbaiki kesalahannya. Meski awalnya ada pertengkaran kecil, akhirnya Saras melunak dan memaafkan Bara. Zahwa, yang berusaha memisahkan mereka, merasa frustrasi karena rencananya gagal.
Sementara itu, di tempat lain, Nando yang tinggal bersama Linda, mengalami tantangan lain. Ia sering dipanggil Tomy, nama mendiang anak Linda, karena Nando sendiri lupa namanya. Berusaha keras mengingat masa lalu, Nando merasakan deja vu kuat saat seorang kurir wanita datang. Meski mencoba fokus, ingatannya tetap kabur. Linda, yang prihatin melihat Nando kesakitan, mengajak kurir tersebut masuk. Namun, meski begitu, Nando tetap bingung.
Berbeda lagi dengan Henny dan Rahmat, yang khawatir melihat Saleha kembali bekerja sebagai kurir. Meski demikian, Saleha tetap tekun mengejar impian dan kesibukannya. Saat makan bersama Linda dan Nando, Nando tiba-tiba merasakan sakit akibat kenangan tentang Saleha yang muncul kembali.
Dari perspektif seorang jurnalis, kisah ini mengajarkan bahwa setiap orang memiliki perjuangan masing-masing. Cinta dan ingatan bisa menjadi ujian yang sulit, tetapi juga peluang untuk belajar dan tumbuh. Bagaimanapun, kekuatan karakter dan ketulusan hati dapat membantu kita melewati masa-masa sulit.