Gaya Hidup
Mengapa Perusahaan Memutuskan Hubungan dengan Karyawan Gen Z?
2024-10-21
Mengapa Perusahaan Memutuskan Hubungan dengan Karyawan Gen Z?
Laporan terbaru dari platform konsultasi pendidikan dan karier Intelligent mengungkapkan data mengejutkan terkait pekerja Gen Z. Sekitar enam dari 10 perusahaan yang disurvei melaporkan telah memecat lulusan universitas yang baru mereka rekrut tahun ini. Beberapa alasan yang disebutkan di balik keputusan ini antara lain kurangnya motivasi dari karyawan, kurangnya profesionalisme, dan keterampilan komunikasi yang buruk.Memahami Tantangan Generasi Z dalam Dunia Kerja
Kurangnya Motivasi dan Inisiatif
Salah satu alasan utama perusahaan memutuskan hubungan dengan karyawan Gen Z adalah kurangnya motivasi dan inisiatif. Sekitar 50 persen perusahaan yang disurvei melaporkan hal ini sebagai faktor penting dalam keputusan mereka. Generasi Z, yang tumbuh di era digital, seringkali kesulitan untuk mengembangkan motivasi intrinsik yang dibutuhkan dalam lingkungan kerja yang kurang terstruktur. Mereka cenderung bergantung pada umpan balik dan pengakuan eksternal, sehingga dapat mengalami kesulitan untuk mempertahankan semangat dan antusiasme dalam jangka panjang.Kurangnya Profesionalisme
Hampir setengah dari perusahaan yang disurvei (46 persen) juga melaporkan kurangnya profesionalisme sebagai alasan untuk memutuskan hubungan dengan karyawan Gen Z. Hal ini dapat mencakup berbagai aspek, seperti ketepatan waktu, penampilan yang sesuai, dan kemampuan untuk mengikuti prosedur dan protokol yang berlaku di tempat kerja. Generasi ini, yang terbiasa dengan lingkungan yang lebih fleksibel selama masa studi, terkadang kesulitan beradaptasi dengan ekspektasi profesionalisme yang lebih ketat di dunia kerja.Keterampilan Komunikasi yang Buruk
Selain itu, 39 persen perusahaan melaporkan bahwa keterampilan komunikasi yang buruk juga menjadi alasan untuk memutuskan hubungan dengan karyawan Gen Z. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis, merupakan keterampilan yang sangat penting dalam lingkungan kerja. Namun, beberapa anggota Generasi Z dapat mengalami kesulitan dalam hal ini, terutama dalam konteks profesional yang lebih formal.Kesulitan Beradaptasi dengan Lingkungan Kerja
Banyak lulusan perguruan tinggi baru-baru ini kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya karena hal itu bisa sangat berbeda dari apa yang biasa mereka alami selama belajar. Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kesulitan dalam bekerja sama dengan tim, mengelola beban kerja, dan mematuhi aturan dan prosedur yang berlaku.Ketergantungan pada Dukungan Orang Tua
Laporan terpisah juga menemukan bahwa pekerja Generasi Z terlalu bergantung pada dukungan orang tua selama pencarian kerja mereka. Sekitar 70 persen mengaku meminta bantuan orang tua mereka dalam proses pencarian kerja, sementara 25 persen lainnya bahkan membawa orang tua mereka ke wawancara. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi perusahaan, yang mengharapkan karyawan yang mandiri dan dapat bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri.Upaya Meningkatkan Peluang Kerja bagi Lulusan Baru
Untuk meningkatkan peluang diterima bekerja, perusahaan menekankan ada beberapa kualitas utama yang mereka cari, termasuk inisiatif dan sikap positif. Kualitas terbaik yang dicari oleh para pemberi kerja dari fresh graduate termasuk memiliki inisiatif, sikap positif, etos kerja yang kuat, mudah beradaptasi, terbuka terhadap masukan, tepat waktu dan dapat diandalkan, keterampilan teknis yang solid, keterampilan interpersonal yang baik, pengalaman magang, pengalaman kerja, dan media sosial yang sesuai dengan pekerjaan. Dengan mempersiapkan diri dengan baik dan mengembangkan kualitas-kualitas ini, lulusan baru dapat meningkatkan peluang mereka untuk sukses dalam memasuki dunia kerja.