Showbiz
Mengungkap Misteri dan Kedalaman Emosional di Balik Layar Almarhum
2025-01-08
Berbeda dari film horor biasanya, "Almarhum" membawa penonton pada perjalanan emosional yang mendalam. Film ini tidak hanya mengejar ketegangan melainkan juga menggali trauma dan hubungan keluarga dengan cara yang sangat personal. Produser dan sutradara berusaha menghidupkan elemen mistis mitos Selasa Kliwon agar terasa relevan bagi generasi modern.
Penjelajahan Mendalam ke Dunia Lainnya
Penggambaran Elemen Mistis dalam Konteks Modern
Film "Almarhum" tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga medium untuk merenungkan keseimbangan antara pencapaian duniawi dan bekal spiritual. Sutradara Adhe Dharmastriya memandang bahwa film ini bukan sekadar cerita horor; ia adalah refleksi tentang kehidupan dan kematian. Melalui penggambaran elemen mistis, film ini mengajak penonton untuk merenungi aspek-aspek yang sering terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bagaimana seseorang bisa mencapai kesuksesan tanpa lupa mempersiapkan diri untuk akhir hayat.Mitos Selasa Kliwon menjadi inti dari narasi film ini. Dengan pendekatan yang sensitif, Adhe berusaha menyampaikan pesan-pesan tradisional Jawa kepada penonton modern. Dia menjelaskan bahwa tujuan utamanya adalah untuk menciptakan pengalaman yang relatable, di mana penonton dapat merasakan getaran mistis yang kuat tanpa harus merasa takut atau bingung. Ini dilakukan melalui dialog-dialog yang penuh makna dan adegan-adegan yang disusun dengan cermat untuk membangkitkan emosi tertentu.Eksplorasi Trauma dan Hubungan Keluarga
Dalam film "Almarhum", trauma dan hubungan keluarga menjadi dua tema utama yang saling berkaitan. Sutradara Adhe Dharmastriya berpendapat bahwa kedua elemen tersebut penting untuk menunjukkan kompleksitas karakter dan konflik internal mereka. Misalnya, karakter Wisesa, diperankan oleh Dimas Aditya, menghadapi tantangan emosional yang mendalam selama proses syuting. Adegan-adegan yang menuntut dia untuk menggali emosi kehilangan dan ketakutan membantu memperkaya pengalaman aktingnya.Selain itu, film ini juga mengeksplorasi dinamika hubungan antar anggota keluarga. Ratu Sofya, yang memerankan Nuri, berbagi pengalaman ekstremnya selama syuting. Salah satu adegan paling menantang baginya adalah saat dia harus dikubur selama 6 jam. Meski kondisi tersebut mencekam, namun pengalaman tersebut memberikan realisme ekstra pada film dan membuat penonton merasa lebih terhubung dengan karakter-karakternya. Penggambaran hubungan keluarga yang rumit dan emosional ini menambah kedalaman narasi dan membuat film ini lebih dari sekedar horor biasa.Pesan Moral: Menyiapkan Diri untuk Gelar Abadi
Film "Almarhum" juga membawa pesan moral yang kuat tentang pentingnya menyiapkan diri untuk gelar abadi sebagai almarhum. Produser Oswin Bonifanz menyoroti bahwa di era modern, banyak orang terlalu sibuk mengejar prestasi duniawi sehingga lupa mempersiapkan diri untuk akhir hayat. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan keseimbangan antara pencapaian dunia dan bekal spiritual. Melalui narasi dan adegan-adagen yang kuat, film ini berhasil menyampaikan pesan bahwa persiapan spiritual sama pentingnya dengan pencapaian material. Ini bukanlah ajakan untuk mengabaikan ambisi dan cita-cita, tetapi lebih kepada mengingatkan bahwa hidup memiliki dimensi lain yang perlu dipersiapkan. Dengan demikian, "Almarhum" menjadi karya yang tidak hanya mengejutkan, tetapi juga memicu introspeksi mendalam.