Gaya Hidup
Menjaga Kesehatan Ibu Hamil dengan Suplemen Selenium
2024-10-25
Kehamilan adalah masa yang sangat penting bagi seorang wanita, di mana asupan nutrisi yang tepat menjadi kunci untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Salah satu nutrisi penting yang harus diperhatikan adalah selenium, yang baru-baru ini mendapat perhatian khusus dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait perubahan batas maksimum konsumsinya untuk ibu hamil.
Suplemen Selenium, Kunci Kesehatan Ibu dan Janin
Peran Selenium bagi Ibu Hamil
Selenium merupakan mineral penting yang memiliki peran vital bagi kesehatan ibu hamil. Mineral ini berfungsi sebagai antioksidan, membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menjaga fungsi kelenjar tiroid. Studi menunjukkan bahwa ibu hamil membutuhkan setidaknya 5 mcg selenium lebih banyak dari angka kecukupan gizi (AKG) normal.Salah satu manfaat utama selenium bagi ibu hamil adalah dalam mengurangi risiko preeklamsia, kondisi komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kadar protein tinggi dalam urine. Dengan asupan selenium yang cukup, ibu hamil dapat terhindar dari komplikasi berbahaya ini.Perubahan Batas Konsumsi Selenium
Menanggapi pentingnya asupan selenium bagi ibu hamil, BPOM baru-baru ini telah mengubah batas maksimum konsumsi suplemen selenium untuk ibu hamil dan menyusui. Sebelumnya, batas konsumsi per hari adalah 60 mcg, namun kini telah ditingkatkan menjadi 65 mcg.Perubahan ini merupakan tindak lanjut dari masukan yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Ditjen Kesmas) dan Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (Dit. Gizi dan KIA) Kementerian Kesehatan. Hal ini didasari oleh data prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia yang tergolong tinggi, mencapai 44,2% pada tahun 2019 dan 49% pada tahun 2018.Upaya Menekan Risiko Anemia
Pemerintah sebelumnya telah berupaya menekan risiko anemia pada ibu hamil melalui pemberian suplementasi tablet tambah darah (TTD) selama minimal 90 hari kehamilan. Namun, intervensi ini dinilai belum cukup efektif.Kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penggunaan multiple micronutrient supplement (MMS) sebagai pengganti TTD. MMS terbukti lebih efektif dalam mengurangi risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, karena mengandung lebih banyak zat gizi mikro, termasuk selenium, dibandingkan TTD yang hanya mengandung zat besi dan asam folat.Sayangnya, saat ini Indonesia belum memiliki regulasi nasional yang mengatur penggunaan MMS. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan telah mengajukan dukungan regulasi untuk perizinan MMS kepada BPOM, yang saat ini sedang dalam proses pembahasan.Dengan adanya perubahan batas konsumsi selenium dan upaya pengembangan regulasi MMS, diharapkan dapat membantu meningkatkan asupan nutrisi ibu hamil, sehingga dapat menekan risiko anemia dan komplikasi kehamilan lainnya. Hal ini tentunya akan berdampak positif bagi kesehatan ibu dan janin di Indonesia.