Pentingnya dialek dalam film tidak dapat diremehkan. Sebagai contoh, Refal Hady harus menampilkan aksen Jawa yang kental, seiring dengan karakternya yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah. Ini menjadi tantangan tersendiri karena setiap nuansa suara dapat mengubah persepsi penonton terhadap karakter tersebut. Ketepatan dalam mengeja kata-kata dan intonasi adalah kunci untuk menciptakan koneksi emosional yang mendalam antara penonton dan karakter.
Berada di Yogyakarta, Refal bertemu dengan Manu, seorang sutradara muda yang berasal dari Bali. Kolaborasi antara kedua tokoh ini menciptakan dinamika unik dalam cerita. Rangga Nattra, yang memerankan Manu, menjelaskan bahwa proses mempersiapkan diri untuk perannya melibatkan banyak pemahaman budaya. Ia tumbuh di Bali, dari lahir hingga masa kuliah, sehingga memudahkan ia untuk merangkum memori dan aksen khas Bali.
Perjalanan Rangga dalam merangkum karakter Manu tidak hanya sekadar latihan akting, tetapi juga refleksi personal. Ia menghabiskan waktu berharga untuk mereview kembali pengalaman hidupnya di Bali, mencari elemen-elemen yang bisa diterjemahkan ke dalam karakter Manu. Hal ini menciptakan lapisan kedalaman yang membuat penonton merasa dekat dengan sosok Manu.
Rangga mengungkapkan bahwa proses perekaman memori dan aksen Bali sangat penting dalam menghidupkan Manu. Setiap detail suara, entah itu ketukan bahasa atau intonasi tertentu, menjadi elemen yang tak terpisahkan dari karakter tersebut. Proses ini bukan hanya soal teknis, tetapi juga emosi dan keterhubungan dengan warisan budaya.
Untuk mencapai autentisitas, Rangga melakukan berbagai latihan suara dan diskusi mendalam dengan tim produksi. Mereka bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap kata dan frasa yang keluar dari mulut Manu benar-benar mencerminkan identitas Bali. Hasilnya, karakter Manu berhasil menyampaikan pesan kuat tentang kekayaan budaya Indonesia yang beragam.
Akting yang efektif bukan hanya tentang apa yang dikatakan, tetapi juga bagaimana hal itu disampaikan. Refal dan Rangga memahami betul bahwa setiap detil, termasuk dialek, berkontribusi signifikan pada kualitas akhir sebuah film. Penggunaan aksen yang tepat tidak hanya memperkuat narasi, tetapi juga menambah dimensi baru pada cerita.
Sinergi antara dua aktor ini menciptakan sinergi yang luar biasa, membuktikan bahwa kolaborasi lintas budaya dapat menghasilkan karya seni yang luar biasa. Penonton dibawa masuk ke dalam dunia yang kaya akan warna dan nuansa, menunjukkan betapa pentingnya perhatian terhadap detail dalam dunia perfilman.