Ketidakpastian mengenai kewajiban salat saat mengalami flek cokelat sebelum haid sering kali menjadi pertanyaan yang mengganggu pikiran kaum wanita. Situasi ini memang cukup membingungkan, terutama ketika gejala tersebut muncul tiba-tiba. Berdasarkan pendapat para ulama, penjelasan telah diberikan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, yang menjelaskan situasi dan kondisi apa saja yang harus diperhatikan dalam hal ini.

Menurut pandangan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, jika flek cokelat atau lendir keluar secara terpisah dari darah haid, maka wanita tersebut tetap diwajibkan untuk melaksanakan sholat dan puasa. Cairan tersebut dianggap sebagai cairan biasa yang tidak termasuk dalam kategori haid. Oleh karena itu, setiap kali hendak melaksanakan ibadah, wanita tersebut perlu melakukan wudhu. Prosesi wudhu ini harus dilakukan setiap kali sebelum sholat sampai cairan berhenti keluar. Dalam konteks ini, cairan tersebut dikategorikan sebagai istihadha, bukan haid.

Sementara itu, jika flek cokelat tersebut muncul bersamaan dengan darah haid, maka hal ini dianggap sebagai bagian dari haid. Dalam situasi ini, wanita tersebut harus menahan diri dari melaksanakan sholat dan puasa. Selain itu, jika cairan kuning atau cokelat muncul setelah masa suci, hal ini juga tidak dianggap sebagai haid. Namun, wanita tersebut tetap diwajibkan untuk membersihkan diri dan melakukan wudhu sebelum melaksanakan sholat.

Berdasarkan hadis yang disampaikan oleh Ummu Athiyah, beliau menyatakan bahwa cairan keruh dan kekuningan yang muncul setelah masa suci tidak dianggap sebagai haid. Hadis ini direkam oleh Imam Bukhari dan Abu Dawud, yang menegaskan bahwa cairan tersebut tidak menghalangi pelaksanaan sholat dan puasa. Dengan demikian, pasangan suami-istri masih dapat melakukan hubungan intim selama periode ini.

Dengan pemahaman yang jelas tentang aturan ini, diharapkan para wanita Muslim dapat lebih tenang dan yakin dalam menjalankan ibadah mereka, tanpa merasa khawatir atau bingung tentang status kebersihan mereka. Penting bagi setiap individu untuk memahami hukum-hukum Islam dengan benar agar dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama.