Dalam era digital dan persaingan global yang semakin ketat, penting bagi setiap negara untuk memastikan akses pendidikan yang berkualitas. Menteri Abdul Mu’ti menekankan bahwa SPMB dirancang untuk memberikan solusi terhadap kelemahan sistem lama sambil mempertahankan hal-hal yang sudah berjalan dengan baik. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa setiap warga negara mendapatkan pelayanan pendidikan yang adil dan bermutu.
Perubahan dari PPDB menjadi SPMB membawa sejumlah inovasi, terutama di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Di tingkat SMP, meskipun jalur penerimaan tetap sama, persentase masing-masing jalur telah disesuaikan untuk lebih optimal. Jalur domisili, prestasi, afirmasi, dan mutasi masih menjadi fokus utama namun dengan distribusi yang lebih strategis.
Di tingkat SMA, perubahan signifikan terjadi pada penetapan domisili yang kini berdasarkan lintas kabupaten dan kota, sehingga penentuan siswa baru dilakukan secara provinsi. Hal ini bertujuan untuk merata-ratakan kesempatan akses pendidikan bagi semua calon siswa, tanpa terbatas pada wilayah administratif tertentu.
Sistem zonasi seringkali menjadi isu kontroversial dalam dunia pendidikan. Meskipun dirancang untuk mereduksi kesenjangan antara sekolah favorit dan sekolah umum, sistem ini sering kali menimbulkan masalah di lapangan. Kemendikdasmen telah melakukan evaluasi mendalam dengan melibatkan pakar hingga kepala daerah untuk menyusun formula yang lebih efektif.
Zonasi, jika diterapkan dengan benar, dapat menjawab persoalan kesenjangan mutu pendidikan. Namun, tantangan utamanya adalah bagaimana menyeimbangkan antara pertimbangan domisili dan kemampuan akademik siswa. Dengan SPMB, pemerintah berharap dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan adil bagi semua pelajar.
Berbeda dengan jenjang SMP dan SMA, perubahan dari PPDB menjadi SPMB tidak berlaku untuk Sekolah Dasar (SD). Proses penerimaan siswa baru di tingkat SD tetap mengacu pada regulasi yang ada. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sistem penerimaan di jenjang SD sudah cukup mapan dan efektif.
Abdul Mu’ti menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau dan mengevaluasi sistem penerimaan di setiap jenjang pendidikan untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan pendidikan yang terbaik sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka.