Saat peti jenazah ditutup dengan kelambu transparan, Jessica Iskandar memandang wajah sang ayah terakhir kali. Detik-detik itu membekas dalam ingatan, menjadi saksi bisu dari perpisahan yang tak terhindarkan. Rumah duka Sentosa Gatot Subroto kini menjadi saksi bisu dari prosesi pemakaman yang dilaksanakan dengan penuh hormat dan kesadaran akan kehilangan yang mendalam.
Dalam suasana hening yang dipenuhi oleh kesedihan, Jessica mencoba tersenyum. Senyum yang mungkin terasa pahit, namun juga menjadi ungkapan bahwa ia percaya sang ayah telah berpulang dalam damai. Prosesi ini bukan hanya tentang melepaskan, tetapi juga tentang menghormati jejak-jejak hidup yang ditinggalkan.
Hardy Iskandar tidak hanya menjadi sosok ayah bagi Jessica, tetapi juga seorang figur yang telah memberikan banyak pengaruh pada kehidupannya. Selama bertahun-tahun, ia telah menjadi panutan dan inspirasi. Kehadirannya di tengah keluarga membawa warna-warna cerah, meski kini warna tersebut mulai meredup.
Perjalanan hidup Hardy Iskandar telah membentuk karakter kuat Jessica. Pengalaman dan nasihat-nasihat yang ia berikan menjadi pedoman yang tak ternilai. Saat ini, meskipun sang ayah telah tiada, warisan dan nilai-nilai yang dibawanya tetap hidup dalam diri Jessica dan anggota keluarga lainnya.
Semayam duka merupakan ritual yang penting dalam budaya Indonesia, menjadi bentuk penghormatan terakhir kepada almarhum. Di rumah duka Sentosa Gatot Subroto, keluarga dan kerabat berkumpul untuk menyampaikan bela sungkawa. Suasana yang penuh emosi ini menjadi momen refleksi dan saling mendukung satu sama lain.
Ritual semayam juga menjadi ruang bagiJessica untuk mengekspresikan rasa syukur atas kehidupan yang telah diberikan sang ayah. Meski diselimuti kesedihan, ia menyadari bahwa ini adalah cara terbaik untuk menghargai kenangan-kenangan indah yang pernah mereka bagikan bersama.