Pasar
Penemuan Bersejarah: Harta Karun Kuno di Sekolah Madura Mengungkap Transaksi Era VOC
2024-12-29
Dalam kondisi hujan lebat, seorang guru dan Kepala Sekolah Dasar di Madura, Nuryasin, menemukan harta karun berharga yang mengubah hidupnya. Penemuan ini membuka lembaran baru dalam sejarah transaksi era penjajahan Belanda.

Penemuan Langka yang Menggemparkan Indonesia

Pada suatu hari hujan, Nuryasin, seorang pendidik di SDN Pejagan IV, Madura, membuat keputusan yang tak terduga. Dia melihat halaman sekolah yang becek dan memutuskan untuk mengambil tindakan. Dengan cangkul di tangan, dia mulai menggali tanah untuk mengatasi masalah tersebut. Tak disangka, penggalian itu membawa dia pada penemuan yang tak terduga—gerabah kuno berisi koin perak dari masa VOC.Hari itu, ketika hujan reda, Nuryasin melanjutkan pekerjaannya dengan semangat. Saat mencapai kedalaman 25-30 cm, dia menemukan gerabah kuno yang ternyata berisi harta karun. Koin-koin perak bertuliskan "VOC" dan "Indiae Batav," dengan tahun pembuatan antara 1746 hingga 1828. Penemuan ini langsung mendapat perhatian luas dan menjadi sorotan nasional.

Sejarah di Balik Mata Uang Kuno

Koin-koin tersebut bukan hanya benda langka, tetapi juga simbol penting dari era perdagangan kolonial. Sejak kedatangan VOC di Nusantara, mata uang telah mengalami standarisasi. Kongsi dagang ini menggantikan mata uang asing yang beredar dengan sistem koin baru. Rijksdaalder, dukat, stuiver, gulden, dan doit menjadi mata uang utama dalam transaksi perdagangan.Dari sini, masyarakat Indonesia mulai menggunakan koin-koin ini secara luas. Koin-doit bahkan menjadi kata ganti umum untuk uang, yang masih digunakan hingga saat ini. Penggunaan koin emas dan perak tidak hanya terbatas pada transaksi besar seperti jual-beli tanah, tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Pengaruh Penemuan Terhadap Masyarakat

Penemuan harta karun oleh Nuryasin membuka tabir tentang cara masyarakat bertransaksi di masa lalu. Sebelum era VOC, transaksi di Jawa sering dilakukan dengan koin emas, namun skala penggunaannya lebih terbatas. Setelah penyeragaman mata uang oleh VOC, transaksi menjadi lebih efisien dan luas.Namun, Nuryasin tidak memilih untuk menjadikan penemuannya sebagai sumber kekayaan pribadi. Meskipun banyak orang mendorongnya untuk menjual temuan tersebut, dia memilih untuk menyerahkan semua koin kepada museum atas dasar petunjuk Depdikbud. Keputusannya ini menunjukkan integritas tinggi dan komitmennya terhadap pelestarian sejarah.

Berakhirnya Era VOC dan Warisan Sejarah

Era VOC berakhir pada tahun 1799, namun warisan sejarahnya tetap ada. Mata uang-mata uang kuno ini menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia, memberikan wawasan tentang transaksi dan perdagangan di masa lalu. Penemuan Nuryasin menambah daftar artefak berharga yang mengungkap aspek-aspek penting dari sejarah bangsa.Transaksi menggunakan koin emas dan perak telah membentuk ekonomi kolonial, dan warisan ini terus dipelajari hingga kini. Temuan harta karun di Madura menjadi bukti nyata tentang bagaimana masyarakat berinteraksi dan melakukan transaksi di era penjajahan Belanda.

Masa Depan dan Nilai Historis

Masa depan penemuan harta karun ini masih panjang. Museum Bank Indonesia dan lembaga-lembaga sejarah lainnya akan terus mempelajari dan melestarikan koin-koin kuno ini. Penemuan ini tidak hanya bernilai finansial tinggi, tetapi juga memiliki nilai historis yang tak ternilai.Penemuan ini juga menginspirasi generasi muda untuk lebih memahami dan menghargai sejarah bangsa. Melalui penemuan-penemuan seperti ini, kita dapat belajar dari masa lalu dan merencanakan masa depan yang lebih baik. Nuryasin, meski tidak menjadi miliarder, telah meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi generasi mendatang.
More Stories
see more