Suami dan ayah dari Nurul Qomar, Eman dan Ginanjar, telah menerima berita pahit tentang kepergian istri dan ibu mereka. Meski duka mendalam, keduanya menunjukkan kekuatan iman yang luar biasa. Di sisi lain, rencana ibadah haji yang sudah disusun menjadi penopang semangat keluarga ini. Selama beberapa bulan terakhir, Nurul Qomar menjalani serangkaian pengobatan intensif untuk mengatasi penyakitnya.

Menerima Kepergian dengan Hikmat

Keluarga ini menghadapi cobaan hidup dengan sikap yang tegar dan penuh keyakinan. Mereka memandang bahwa setiap peristiwa dalam hidup adalah bagian dari rencana Ilahi. Meskipun rasa duka tak dapat dielakkan, Eman dan Ginanjar tetap berusaha menerima takdir tersebut dengan lapang dada. Sikap mereka mencerminkan betapa pentingnya kepercayaan pada Sang Khalik.

Setelah melalui delapan kali sesi kemoterapi, kondisi kesehatan Nurul Qomar semakin melemah. Penyakit kanker usus yang telah menyebar ke hati membuat tubuhnya tidak lagi mampu bertahan. Namun, selama proses penyembuhan, Eman dan Ginanjar selalu mendampingi dengan penuh kasih sayang. Mereka percaya bahwa doa-doa yang dipanjatkan akan membawa ketenangan bagi almarhumah di alam sana.

Menatap Masa Depan dengan Harapan

Berbekal keimanan yang kuat, Eman dan Ginanjar menyiapkan diri untuk masa depan. Salah satu hal yang memberikan semangat bagi mereka adalah persiapan ibadah haji. Rencana ini menjadi simbol harapan baru bagi keluarga kecil ini. Melalui langkah-langkah yang telah disusun, mereka yakin akan mendapatkan berkah dari ibadah tersebut.

Ketika berbicara tentang rencana haji, Eman menyatakan bahwa segala persiapan sudah dilakukan. Kesepakatan kerjasama yang telah ditandatangani menegaskan komitmen mereka untuk melaksanakan ibadah tersebut di tahun 2025. Dengan izin Tuhan, momen ini akan menjadi titik balik positif dalam hidup keluarga ini. Sembari menanti saat-saat suci itu tiba, Eman dan Ginanjar terus bersyukur atas apa yang telah diberikan kepada mereka.