Pada akhir perdagangan Senin (30/12/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat seiring dengan penyelesaian perdagangan terakhir di tahun 2024. Meski demikian, pasar tampaknya tidak mendapatkan dorongan signifikan dari fenomena Santa Claus Rally dan prospek perlambatan penurunan suku bunga. Nilai transaksi mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan aktivitas perdagangan yang cukup tinggi. Sektor teknologi menjadi penopang utama, dengan emiten seperti GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memberikan kontribusi signifikan. Namun, minimnya sentimen positif membuat IHSG gagal mencapai level psikologis 7.100.
Sektor teknologi menunjukkan kinerja yang kuat, menjadi tulang punggung utama dalam penguatan IHSG. Pada hari terakhir perdagangan tahun 2024, indeks ini berhasil naik 0,62% ke posisi 7.079,9, berkat dukungan sektor teknologi yang meningkat hingga 3,01%. Emiten seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memberikan kontribusi signifikan dengan penguatan sebesar 13,8 indeks poin. Selain itu, tiga emiten lainnya juga turut membantu, yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Kemajuan sektor teknologi ini mencerminkan optimisme investor terhadap potensi pertumbuhan industri digital di Indonesia. GOTO, sebagai salah satu perusahaan unicorn, mampu menarik minat besar dari para pemodal. Peningkatan permintaan saham teknologi ini juga didorong oleh perkembangan inovasi dan ekspansi bisnis di sektor ini. Meskipun demikian, ada juga tantangan yang harus dihadapi, termasuk persaingan ketat dan fluktuasi pasar global. Namun, performa kuat sektor teknologi menunjukkan bahwa sektor ini tetap menjadi primadona bagi investor.
Pasar modal Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan, terutama dari segi sentimen pasar dan prospek penurunan suku bunga. Minimnya dorongan positif membuat IHSG sulit untuk bangkit dan cenderung stagnan. Bank Indonesia (BI) hanya menurunkan suku bunga sekali pada tahun ini, tepatnya pada September sebesar 25 basis poin (bps). Hal ini menyebabkan BI Rate bertahan di level 6%, sementara bank sentral Amerika Serikat (The Fed) telah melakukan tiga kali penurunan suku bunga.
Proyeksi penurunan suku bunga The Fed untuk tahun depan hanya dua kali, lebih rendah dibandingkan dengan harapan awal. Chairman The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa langkah-langkah yang telah diambil telah menurunkan suku bunga sebesar satu poin persentase dari puncaknya, sehingga kebijakan moneter kini lebih longgar. Ini memungkinkan The Fed untuk lebih berhati-hati dalam menyesuaikan kebijakan suku bunga. Pejabat Fed juga menunjukkan rencana pemotongan lanjutan pada tahun-tahun mendatang, termasuk dua kali pada 2026 dan satu kali pada 2027. Dalam jangka panjang, komite memandang suku bunga "netral" berada pada 3%, sedikit lebih tinggi dibandingkan pembaruan September. Situasi ini menunjukkan bahwa pasar modal masih perlu bersiap menghadapi dinamika ekonomi global yang kompleks.