Pasar
Penguatan Rupiah Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi Global
2025-01-13

Rupiah menunjukkan stabilitas pada akhir pekan lalu, tetapi menghadapi potensi pelemahan pada awal minggu ini. Indeks dolar AS yang meningkat kembali setelah rilis data kuat dari pasar tenaga kerja AS telah mempengaruhi nilai tukar rupiah. Meskipun demikian, pelaku pasar masih berharap bahwa rupiah dapat mempertahankan posisinya di tengah ketidakpastian ekonomi global. Data terbaru menunjukkan bahwa rupiah ditutup di level Rp16.180/US$, dengan apresiasi mingguan sebesar 0,03%. Namun, indeks dolar AS yang melonjak ke atas level 109 dan data tenaga kerja AS yang lebih baik dari ekspektasi dapat memberikan tekanan pada mata uang Indonesia.

Faktor Pendorong Pelemahan Rupiah

Indeks dolar AS yang melonjak ke level 109 menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi nilai tukar rupiah. Data kuat dari pasar tenaga kerja AS, termasuk peningkatan jumlah lapangan kerja dan penurunan tingkat pengangguran, telah mendorong spekulasi tentang kebijakan The Fed. Hasil laporan NFP AS yang menunjukkan penciptaan 256.000 lapangan kerja pada Desember, jauh di atas ekspektasi pasar, menegaskan ketahanan ekonomi AS. Ini juga memicu spekulasi bahwa The Fed akan lebih lambat dalam melonggarkan kebijakan suku bunganya. Pelaku pasar mengantisipasi bahwa kondisi ini dapat membuat rupiah menghadapi tekanan tambahan.

Ketika indeks dolar AS melonjak ke level 109, rupiah mengalami tekanan untuk melemah. Laporan Non-Farm Payroll (NFP) AS yang dirilis Jumat malam menunjukkan penciptaan 256.000 lapangan kerja pada Desember, jauh di atas ekspektasi pasar sebesar 160.000 pekerjaan. Selain itu, tingkat pengangguran turun ke 4,1% dari bulan sebelumnya 4,2%. Data ini memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter. Potensi kebijakan The Fed yang berhati-hati ini semakin terkonfirmasi dengan hasil risalah FOMC Minutes pada Kamis pekan lalu. Akibatnya, rupiah berpotensi menghadapi tekanan lebih lanjut karena ekonomi AS yang kuat membuat greenback kembali menguat.

Analisis Teknikal dan Prospek Rupiah

Dalam analisis teknikal, rupiah saat ini berada dalam tren sideways melawan dolar AS. Resistance terdekat ada di level Rp16.285/US$, sementara support atau potensi pembalikan arah menguat ada di Rp16.090/US$. Kondisi ini perlu diwaspadai oleh pelaku pasar untuk mengantisipasi fluktuasi yang mungkin terjadi. Dengan adanya ketidakpastian dari serangkaian data ekonomi AS hingga China, seperti inflasi dan neraca perdagangan, rupiah masih berpotensi mengalami tekanan.

Analisis teknikal menunjukkan bahwa rupiah berada dalam tren sideways melawan dolar AS. Resistance terdekat ada di level Rp16.285/US$ yang diambil dari high candle intraday pada 9 Desember 2024. Jika level ini tertembus, rupiah berisiko melemah ke level psikologis Rp16.300/US$. Di sisi lain, support atau potensi pembalikan arah menguat ada di level Rp16.090/US$, yang ditarik dari low candle intraday pada 31 Desember 2024. Pelaku pasar perlu waspada terhadap fluktuasi yang mungkin terjadi, terutama dengan ketidakpastian dari serangkaian data ekonomi AS hingga China, seperti inflasi dan neraca perdagangan. Kondisi ini berpotensi memberikan tekanan lebih lanjut pada rupiah.

More Stories
see more