Pasar
Perusahaan Pulp di Toba Menghadapi Hambatan Operasional Akibat Konflik Lahan
2025-01-06
PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) mengumumkan penangguhan operasi pabrik pulpnya selama lima bulan mendatang. Situasi ini muncul seiring klaim masyarakat terkait lahan yang digunakan untuk perkebunan kayu. Emiten milik Sukanto Tanoto ini menyatakan bahwa keputusan ini berlaku mulai 29 Desember 2024 hingga 11 Mei 2025, akibat berkurangnya pasokan bahan baku kayu.

Penghentian Sementara Berdampak Signifikan pada Ekonomi Lokal dan Saham Perusahaan

Kronologi Penghentian Operasional

Situasi ini dimulai ketika sekelompok masyarakat di wilayah operasional Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) PT Toba Pulp Lestari Tbk memperjuangkan hak atas tanah yang digunakan oleh perusahaan. Klaim ini secara langsung mengganggu pasokan bahan baku utama perusahaan, yakni kayu. Dengan berkurangnya pasokan kayu, perseroan terpaksa mengambil langkah penghentian sementara produksi pabrik pulpnya.Dalam keterbukaan informasi yang dirilis, perseroan menyebutkan bahwa dampak langsung dari penghentian ini adalah hilangnya hasil produksi selama periode tersebut. Hal ini tentunya berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan. Meski demikian, perseroan tetap berupaya mencari solusi untuk menyelesaikan konflik lahan agar operasional dapat kembali normal sesegera mungkin.

Dampak Ekonomi Lokal

Penurunan aktivitas pabrik tidak hanya berpengaruh pada perusahaan itu sendiri, tetapi juga merembet ke ekonomi lokal. Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, menjadi salah satu daerah yang paling merasakan dampaknya. Aktivitas ekonomi di wilayah tersebut mengalami perlambatan signifikan, dengan banyak pekerja dan pelaku usaha kecil yang bergantung pada operasional pabrik pulp.Para pemilik toko, pedagang, dan penyedia jasa lainnya mengalami penurunan omzet karena berkurangnya aktivitas industri. Selain itu, penghasilan harian para pekerja juga terancam. Pemerintah setempat telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif ini, termasuk program stimulus ekonomi dan bantuan sosial kepada masyarakat yang terkena dampak.

Respon Pasar Modal

Berita tentang penghentian operasional ini juga mempengaruhi performa saham INRU di pasar modal. Pada hari Senin, 6 Desember 2024, harga saham INRU terpantau turun 2,15% hingga level Rp456 per pukul 10.01 WIB. Kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp633,3 miliar. Investor dan analis pasar sedang memantau perkembangan situasi ini dengan cermat, mengingat potensi dampak jangka panjang terhadap nilai investasi dan stabilitas pasar.Banyak pihak yang berharap perseroan dapat menemukan solusi cepat untuk mengatasi masalah ini. Langkah-langkah strategis seperti dialog intensif dengan masyarakat, kolaborasi dengan pemerintah setempat, dan pencarian alternatif sumber bahan baku menjadi prioritas utama. Dengan demikian, diharapkan operasional dapat segera pulih dan kondisi ekonomi lokal dapat kembali stabil.
More Stories
see more