Biarawati asal Brasil, Suster Inah Canabarro, telah mencatatkan namanya sebagai perempuan tertua di dunia dengan usia hampir 117 tahun. Meskipun hidupnya sempat diragukan oleh banyak orang karena kondisi fisik yang kurus dan lemah, Canabarro berhasil menunjukkan bahwa iman dan sikap positif dapat membawa seseorang melewati lebih dari satu abad. Organisasi LongeviQuest, yang melacak para supercentenarian, mengkonfirmasi pencapaian luar biasa ini. Selain itu, peneliti menduga bahwa Canabarro mungkin lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya.
Suster Inah Canabarro, lahir di Porto Alegre, Brasil bagian selatan, telah menjalani hidupnya dengan penuh dedikasi pada pendidikan dan pelayanan keagamaan. Walaupun awalnya banyak orang meragukan ketahanan fisiknya, Canabarro berhasil membuktikan bahwa umur panjang bukan hanya soal kesehatan fisik tetapi juga mental dan spiritual. Dia menjadi inspirasi bagi banyak orang dengan sikap positif dan iman Katoliknya yang kuat.
Dalam video yang diambil oleh LongeviQuest, Canabarro terlihat tersenyum dan bercanda saat berbagi cerita tentang masa lalunya. Dia menekankan pentingnya iman dalam kehidupannya dan menyatakan bahwa ia masih memiliki selera humor yang tinggi. "Saya muda, cantik, dan ramah," kata Canabarro, menunjukkan sifat-sifat baik dan positif yang dimilikinya. Selain itu, dia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk pendidikan dan pelayanan keagamaan, dan dihormati oleh Paus Fransiskus pada ulang tahunnya yang ke-110.
Ketika ditanya tentang rahasia umur panjangnya, Canabarro menyoroti iman Katoliknya sebagai faktor utama. Selain itu, dia menunjukkan sikap positif dan selera humor yang tinggi sebagai elemen penting dalam hidupnya. Canabarro juga dikenal sebagai penggemar sepak bola dan mendapat perhatian khusus dari klub lokal Inter, yang merayakan ulang tahunnya setiap tahun. Ini menunjukkan bahwa dia tidak hanya bertahan dalam hal kesehatan fisik tetapi juga mempertahankan hubungan sosial yang kuat.
Meskipun lahir dari keluarga dengan latar belakang militer, Canabarro memilih jalan yang berbeda dan mengabdikan dirinya kepada Tuhan. Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk pendidikan dan pelayanan keagamaan. Klub sepak bola Inter merayakan ulang tahun Canabarro setiap tahun dengan mendekorasi kamarnya dengan warna merah dan putih khas tim tersebut. "Putih atau hitam, kaya atau miskin, siapa pun Anda, Inter adalah tim rakyat," kata Canabarro, menunjukkan nilai-nilai inklusivitas yang dia pegang teguh. Prestasinya memberikan inspirasi bagi banyak orang tentang pentingnya iman, sikap positif, dan hubungan sosial yang kuat.