Pasar
Rupiah Lemah, Dolar Dibuka di Rp 16.000 di Jakarta
2024-12-17
Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam perjalanan ekonomi, perubahan nilai mata uang sering menjadi perhatian utama. Saat ini, rupiah sedang mengalami penurunan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) esok hari. Hal ini terutama dipengaruhi oleh data suku bunga acuan.

Perubahan Nilai Rupiah: Implikasi dan Perspektif

Persebaran Perubahan Nilai Rupiah

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka dengan penurunan tipis 0,03% di angka Rp16.000/US$. Posisi ini sama dengan penutupan perdagangan kemarin yang juga mengalami depresiasi 0,03%. Sementara itu, DXY pada pukul 09:00 WIB turun 0,08% menjadi 106,77. Angka ini lebih rendah daripada posisi kemarin yang berada di 106,86. Saat ini, pelaku pasar sedang menunggu data suku bunga yang akan dirilis oleh BI esok hari. Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa mata uang seluruh dunia mengalami depresiasi terhadap dolar AS. Namun, kinerja rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang negara lain. "Memang seluruh negara mengalami depresiasi, tapi depresiasi rupiah termasuk yang kecil," katanya dalam seminar nasional Kafegama. Dia juga mengakui tren penguatan dolar AS setelah kemenangan Donald Trump di Pilpres AS dan kondisi defisit fiskal AS yang meningkat hingga 7,7%. Defisit ini menyebabkan AS harus mengeluarkan surat utang yang lebih banyak ke depan, yang kemudian memicu capital reversal ke AS. "Karena utangnya sangat besar dan suku bunga yang sangat tinggi, makanya dolarnya sekarang sedang super strong. Dolar yang sebelum Trump terpilih Itu adalah mata uang dolar dibandingkan negara-negara maju 101 sekarang 107," ungkapnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Rupiah

Perubahan nilai rupiah tidak terjadi sendirian. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah kondisi defisit fiskal AS yang tinggi. Kondisi inilah yang membuat dolar AS menjadi lebih kuat. Selain itu, data suku bunga acuan juga memiliki pengaruh signifikan. Jika data suku bunga menunjukkan tren kenaikan, maka nilai rupiah mungkin akan lebih lemah. Namun, jika data suku bunga menunjukkan tren stabil atau turun, maka nilai rupiah mungkin akan stabil atau bahkan naik.

Perspektif Pasar terhadap Perubahan Nilai Rupiah

Pasar saat ini sedang bersikap wait and see terhadap perubahan nilai rupiah. Mereka menunggu data suku bunga yang akan dirilis oleh BI esok hari untuk melihat arah perubahan nilai rupiah. Jika data suku bunga menunjukkan tren yang sesuai dengan ekspektasi pasar, maka nilai rupiah mungkin akan stabil. Namun, jika data suku bunga menunjukkan tren yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, maka nilai rupiah mungkin akan mengalami perubahan besar.
More Stories
see more