Dalam dunia perbankan dan lembaga keuangan, skor kredit memegang peranan penting. Terutama di Indonesia, sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi acuan utama bagi pemberi pinjaman. Dengan aturan baru yang mengharuskan platform pinjaman online P2P Lending melaporkan data ke SLIK, sejarah kredit seseorang semakin dipengaruhi. Ini berarti bahwa keterlambatan pembayaran di platform pinjaman online dapat merusak skor kredit, membuat proses pengajuan kredit lebih sulit. Misalnya, hampir setengah dari permohonan KPR ditolak karena masalah ini. Selain itu, ada laporan tentang pencari kerja yang gagal mendapatkan pekerjaan karena catatan kredit buruk.
Di tengah-tengah era digital yang berkembang pesat, masyarakat Indonesia kini harus lebih waspada terhadap manajemen skor kredit mereka. Di ibukota negara, Jakarta, para pemohon kredit telah merasakan dampak langsung dari peraturan baru ini. Sejak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan bahwa platform pinjaman peer-to-peer (P2P) wajib melaporkan transaksi ke SLIK, riwayat kredit individu menjadi faktor penentu yang sangat krusial. Data ini mencakup segala bentuk pinjaman, mulai dari bank hingga multifinance. Menurut Asosiasi Real Estate Indonesia (REI), hampir 40% pengajuan kredit kepemilikan rumah ditolak akibat skor kredit yang tidak memadai. Penyebab utamanya adalah tunggakan cicilan pada pinjaman online. Situasi ini bahkan berdampak luas, dengan beberapa pencari kerja mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan karena catatan kredit yang kurang baik. Untuk mengatasi hal ini, OJK menyediakan mekanisme pembaruan data SLIK jika peminjam telah membayar atau memenuhi ketentuan yang berlaku. Proses ini biasanya membutuhkan waktu maksimal 30 hari sejak pelunasan. Nasabah juga dapat meminta Surat Keterangan Lunas (SKL) sebagai bukti untuk pengajuan kredit baru. Penting bagi setiap individu untuk secara rutin memeriksa skor kredit mereka melalui situs resmi OJK, agar dapat mengambil langkah-langkah preventif sebelum mengajukan pinjaman.
Dari perspektif seorang jurnalis, informasi ini menyoroti pentingnya pendidikan finansial bagi masyarakat umum. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana skor kredit bekerja dan cara mempertahankan skor yang baik, individu dapat membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan peluang mendapatkan pinjaman di masa depan, tetapi juga dapat mencegah masalah lain seperti kesulitan mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan literasi finansial di kalangan masyarakat sangatlah penting.