Pasar
Tentang Perjuangan Tjia Kian Long dalam Usaha Astra
2024-11-24
Di Indonesia, nama besar Astra di baliknya terdapat perjuangan yang luar biasa. Sang pendiri, Tjia Kian Long atau William Soerjadjaja, telah melalui berbagai tantangan sejak usahanya dimulai pada tahun 1950-an.

Perjalanan Usaha Astra: Dari Bangkrut ke Raja Otomotif

Usaha Mulai di Kondisi Kacau Balau

William merintis usahanya di awal 1950-an. Namun, perjalanannya tidak mudah. Perusahaan impornya berada pada kondisi hidup segan mati tak mau, dengan kantor yang sangat kecil dan sering kebanjiran. Namun, dengan semangat dan keberanian, ia terus berusaha.Adiknya kemudian mengusulkan nama Astra, yang diambil dari sosok dewi Yunani Kuno. Dengan harapan perusahaan akan bernasib baik seperti dewi tersebut. Pada 20 Februari 1957, Astra International Inc resmi beroperasi.

Berjuang dalam Kondisi Ekonomi Tidak Stabil

Pada permulaannya, Astra bergerak di sektor kebutuhan rumah tangga. Namun, selama 10 tahun pertama sejak pendiriannya, Astra berjalan terseok-seok dan hampir bangkrut. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan ekonomi negara sepanjang tahun 1960-an.Namun, ketika Sukarno jatuh dan Soeharto naik presiden, Astra mulai menunjukkan taringnya. Ini menjadi titik balik bagi William dan perusahaan.

Berpartisipasi dalam Industri Otomotif Jepang

Pada tahun 1966, William mendapat pinjaman dana dari Amerika Serikat dan memutuskan mengimpor truk Chevrolet dari AS dan menjualnya kepada pemerintah. Ini menjadi peluang besar bagi perusahaan.Setelah itu, Astra kerjasama dengan Toyota pada Februari 1969. Ini membawa perubahan besar bagi kehidupan William dan perusahaan. Astra mulai memasarkan Honda, Isuzu dan Daihatsu. Kendaraan Jepang makin banyak di Indonesia.William juga memiliki strategi khusus untuk menguasai pasar otomotif Indonesia. Dia rela menggelontorkan dana besar untuk menguasai industri otomotif dari hulu ke hilir. Selain itu, dia menetapkan sistem manajemen ala Jepang, yaitu Keiretsu.Dua upaya ini dan pemberian promo besar-besaran kepada pembeli berhasil menarik animo masyarakat. Astra sukses menjadi raja otomotif Indonesia.

Perubahan Pemilik dan Keberhasilan Sekarang

Perlahan, bisnis William juga berkembang ke sektor lain seperti properti, asuransi, perkebunan, dan perbankan. Namun, bermain di sektor perbankan dengan Bank Summa menjadi batu sandungan.Pada 1992, Bank Summa terkena masalah dan William harus menjual seluruh kepemilikan saham di Astra. Sekarang, Astra dipegang oleh Putra Sampoerna, Bob Hasan, Prajogo Pangestu, Toyota Jepang, Kelompok Salim, Usman Atmadjaja dan sisanya tersebar di tangan publik.Meski tidak lagi di tangan William, Astra tetap berjaya menguasai pasar otomotif Indonesia hingga sekarang. Kejayaan Astra sekarang tidak dapat dilepaskan dari peran besar William Soerjadjaja.
More Stories
see more