Pasar
Tentang Potensi Bank Sentral dalam Menahan Pemangkasan Suku Bunga di Era Kepemimpinan Donald Trump 2.0
2024-11-23
Di tengah era kepemimpinan Donald Trump 2.0, kondisi yang penuh kekhawatiran terhadap memanasnya perang dagang telah muncul. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melihat potensi yang menarik dari bank sentral negara maju dalam menangani masalah tersebut. Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, dengan pandangan yang matang, menganggap bahwa perang tarif yang mungkin terjadi di AS hanya akan berdampak pada negara maju pesaing AS. Untuk Indonesia, dampaknya terhadap ekspor ke negeri Paman Sam dapat dirasakan, tetapi juga ada peluang untuk menarik investasi dari negara yang menjadi korban perang tarif AS. Selanjutnya, kita akan mengikuti dialog Anneke Wijaya dengan Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Kamis, 21/11/2024).

Temukan Potensi Bank Sentral dalam Era Kepemimpinan Trump

Potensi Bank Sentral dalam Menangani Perang Dagang

Di era ini, perang dagang menjadi isu yang sangat penting. LPS melihat potensi yang besar dari bank sentral negara maju dalam menangani perang dagang tersebut. Senior Economist KB Valbury Sekuritas dan Fikri C. Permana menganggap bahwa perang tarif yang mungkin digaungkan AS hanya akan berdampak pada negara maju pesaing AS. Hal ini menunjukkan bahwa bank sentral memiliki peran penting dalam mengatur kondisi ekonomi dan meminimalkan dampak perang dagang.

Bank sentral dapat menggunakan berbagai instrumen keuangan untuk menahan pemangkasan suku bunga dan mengurangi dampak perang dagang. Mereka dapat mengatur suku bunga, memberikan bantuan keuangan, atau mengimplementasikan kebijakan moneter yang tepat. Dengan demikian, bank sentral dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi dan mengurangi risiko perang dagang.

Dampak Perang Dagang pada Ekspor Indonesia

Dampak perang dagang AS terhadap ekspor Indonesia tidak dapat diabaikan. Ekspor RI ke negeri Paman Sam dapat terasa dampaknya, tetapi juga ada peluang untuk menarik investasi dari negara yang menjadi korban perang tarif AS. Indonesia harus beradaptasi dengan baik terhadap perubahan tersebut dan mencari cara-cara untuk mengoptimalkan keuntungan dari situasi ini.

Indonesia memiliki potensi yang besar dalam berbagai sektor ekspor, seperti tekstil, perabot, dan makanan. Namun, dalam era perang dagang, Indonesia harus lebih cermat dalam memilih pasar ekspor dan mengembangkan strategi yang tepat. Dengan demikian, Indonesia dapat mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja ekspor.

Peluang untuk Mengambil Investasi dari Negara Korban

Perang tarif AS dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi dari negara yang menjadi korban perang tarif AS. Indonesia memiliki keunggulan dalam beberapa sektor, seperti teknologi dan infrastruktur, yang dapat menarik minat investor asing.

Indonesia harus mempromosikan keunggulan dan potensinya dalam sektor-sektor tersebut dan membuat lingkungan investasi yang lebih baik. Dengan demikian, Indonesia dapat menarik investasi yang signifikan dan membantu mengembangkan ekonomi negara.

More Stories
see more