Gaya Hidup
Terawan Agus Putranto: Dari Kontroversi Hingga Kepercayaan Presiden
2024-10-22
Terawan Agus Putranto: Dari Kontroversi Terapi Cuci Otak hingga Pelantikan sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan
Sosok Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, kembali menjadi sorotan publik setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan. Perjalanan karier Terawan yang penuh kontroversi, mulai dari terapi cuci otak hingga perannya dalam penanganan pandemi COVID-19, menjadi sorotan utama dalam artikel ini.Menyingkap Perjalanan Karier Terawan Agus Putranto
Terawan Agus Putranto, seorang Letnan Jenderal TNI (Purn.) dan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, memulai kariernya di TNI Angkatan Darat (AD) pada bidang kedokteran militer. Selama bertugas di TNI AD, Terawan ditempatkan di berbagai daerah, seperti Bali, Lombok, dan Jakarta.Pada tahun 2004, Terawan kembali ke dunia pendidikan dengan menempuh studi Spesialis Radiologi di Universitas Airlangga, Surabaya. Kemudian pada tahun 2013, ia melanjutkan studinya untuk meraih gelar Doktor di Universitas Hasanuddin, Makassar.Dalam perjalanan kariernya, Terawan pernah dipercaya untuk bertugas di Istana sebagai Dokter Kepresidenan pada tahun 2009. Selanjutnya, pada tahun 2015, ia menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Soebroto.Kontroversi Terawan: Terapi Cuci Otak dan Kritik Selama Menjabat Menteri Kesehatan
Sebelum dilantik menjadi Menteri Kesehatan oleh Presiden Joko Widodo, Terawan telah menuai kontroversi terkait terapi cuci otak yang diterapkan dalam penelitian disertasinya. Dalam studi tersebut, Terawan mengklaim bahwa pasien dapat sembuh setelah empat sampai lima jam pasca operasi, dan telah mendapat pengakuan paten sebagai "Terawan Theory". Namun, metode ini belum pernah melalui uji klinis yang memadai.Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun menguji terapi Terawan dan menetapkan bahwa metode tersebut melanggar sejumlah kode etik, seperti mempromosikan diri dan menjanjikan kesembuhan pada pasien. Akibatnya, Terawan dicopot sementara dari keanggotaan IDI sejak Februari 2018 hingga Februari 2019.Selama menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI pada tahun 2019-2020, Terawan juga menuai banyak kritik, terutama saat awal masa pandemi COVID-19. Beberapa blunder yang dilakukannya, antara lain bersyukur COVID-19 tak terdeteksi di Indonesia, menegur dan menyalahkan warga yang mengenakan masker, hanya meminta masyarakat RI berdoa agar terhindar dari COVID-19, serta memberikan misinformasi terkait pasien 1 dan 2.Akibat dari berbagai kontroversi dan kinerja yang dinilai buruk, Terawan akhirnya ditarik dari kursi Menteri Kesehatan RI oleh Presiden Joko Widodo dan digantikan oleh Budi Gunadi Sadikin. Tidak hanya itu, keanggotaan IDI Terawan juga dicopot secara permanen oleh Tim Khusus Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) pada tahun 2022.Pelantikan Terawan sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan
Meskipun pernah menuai banyak kontroversi dan kritik, Terawan Agus Putranto kini kembali mendapatkan kepercayaan dari Presiden Prabowo Subianto. Pada tanggal 22 Oktober 2024, Terawan resmi dilantik sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan di Istana Negara, Jakarta.Pelantikan Terawan sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan menimbulkan berbagai spekulasi dan pertanyaan di kalangan masyarakat. Apakah Terawan akan mampu memberikan kontribusi yang positif dalam bidang kesehatan, atau justru akan kembali menuai kontroversi seperti sebelumnya? Hanya waktu yang akan menjawab bagaimana peran Terawan dalam menghadapi tantangan-tantangan di sektor kesehatan Indonesia di masa mendatang.