Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG mengalami penurunan 0,32% dan berada pada posisi 7.290,74. Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 6,4 triliun dengan 11,7 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 755.832 kali.
Dalam sektor keuangan, IHSG mengalami tekanan paling besar di sesi I hari ini, mencapai 0,73%. Ada tiga emiten perbankan raksasa yang membebani IHSG, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencapai 13,4 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 11,6 indeks poin, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 8,2 indeks poin.
Selain sektor keuangan, beberapa saham lainnya juga menjadi penekan IHSG di sesi I hari ini. Pasar menunggu rilis data ekonomi dan agenda penting, termasuk Pilkada yang akan diselenggarakan pada Rabu, 27 November 2024.
Momen pilkada cukup jarang terjadi dan patut dicermati oleh pelaku pasar. Namun, banyak pengamat menganggap bahwa Pilkada tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan IHSG.
Global markets, esok hari perlu diperhatikan angka inflasi pengeluaran pribadi masyarakat AS atau PCE yang diperkirakan lebih tinggi daripada periode sebelumnya. Konsensus menilai PCE periode Oktober 2024 akan meningkat menjadi 2,3% (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari periode September 2024 yang tercatat 2,1% yoy.
Jika hal ini benar terjadi, maka bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) mungkin akan lebih ragu untuk memangkas suku bunganya pada pertemuan bulan depan. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Pada hari yang sama, notulen dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) November akan dirilis. Hal ini menjadi petunjuk lebih lanjut mengenai pandangan The Fed terkait proyeksi suku bunga.
Ada ketidakpastian apakah suku bunga akan diturunkan lebih lanjut pada pertemuan Desember. Pemotongan suku bunga hanya sebagian dipertimbangkan saat ini menurut perangkat CME FedWatch.
Penurunan tekanan harga yang signifikan dalam PMI Flash AS S&P Global membuka kemungkinan penurunan lebih lanjut suku bunga, meskipun percepatan pertumbuhan menimbulkan pertanyaan tentang kebutuhan segera untuk melonggarkan kebijakan.