Pasar
Titik-titik Penting tentang Harga Minyak Mentah
2024-11-20
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada masa ini, kondisi harga minyak mentah menjadi sebuah topik yang menarik perhatian. Konflik Rusia-Ukraina masih berlangsung dengan panasnya, dan ada sinyal-sinyal kenaikan dari China. Data Refinitiv menunjukkan bahwa pada perdagangan hari ini, Rabu (20/11/2024) pukul 09.05 WIB, harga minyak mentah brent mencapai US$73,19 dengan kenaikan 0,16%. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 0,2% ke US$69,53 per barel. Pada penutupan perdagangan Selasa (19/11/2024), harga minyak brent ditutup naik 0,014% ke US$ 73,31 per barel dan WTI menanjak 0,33% ke US$ 69,39 per barel. Harga minyak mengalami lonjakan setelah Senin lalu dengan kenaikan harga 3%. Konflik Rusia-Ukraina yang masih panas dan data baru China belum mampu mendorong harga minyak ke atas. Misalnya, konflik Rusia-Ukraina terus berlangsung setelah Ukraina menembakkan rudal jarak jauh yang dipasok AS ke Rusia untuk pertama kalinya, dan Vladimir Putin dari Rusia menurunkan ambang batas negara tersebut untuk kemungkinan serangan nuklir. Analis StoneX, Alex Hodes, menyatakan bahwa ada tanda-tanda peningkatan pembelian minyak mentah oleh China. Impor minyak mentah China pada Oktober turun dibandingkan tahun sebelumnya untuk bulan keenam berturut-turut, tetapi negara tersebut kemungkinan akan meningkatkan pembelian minyaknya bulan ini karena harga saat ini menawarkan nilai yang relatif baik. Namun, pandangan bearish tentang pasokan dan permintaan global masih terus menghambat potensi lonjakan harga. TD Securities menulis bahwa dengan China yang kesulitan untuk kembali tumbuh lebih dari 5% dan Amerika Serikat serta Eropa mengalami pelambatan siklis, permintaan minyak mentah pada 2024 dan 2025 diperkirakan akan tumbuh hanya setengah dari laju 2 juta barel per hari yang terlihat pada periode pasca-pandemi 2022-23.

Pentingnya Konflik dan Data China terhadap Harga Minyak

Harga Minyak Mentah dan Konflik Rusia-Ukraina

Konflik Rusia-Ukraina merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada harga minyak mentah. Setelah Ukraina menembakkan rudal jarak jauh yang dipasok AS ke Rusia, situasi menjadi semakin serius. Konflik ini tidak hanya mengakibatkan ketegangan di wilayah tersebut, tetapi juga mempengaruhi harga minyak di pasaran global. Vladimir Putin dari Rusia menurunkan ambang batas negara tersebut untuk kemungkinan serangan nuklir, yang membuat kondisi lebih tidak stabil. Hal ini mengakibatkan investor menjadi lebih cemas dan mempengaruhi harga minyak mentah secara signifikan.

Pada masa ini, harga minyak mentah terus berubah sesuai dengan perkembangan konflik. Saat konflik semakin panas, harga minyak cenderung naik. Namun, ketika ada tanda-tanda kedamaian atau kemungkinan penyelesaian konflik, harga minyak juga akan berubah sesuai dengan kondisi tersebut. Oleh karena itu, investor harus selalu mengawasi perkembangan konflik Rusia-Ukraina untuk memahami pengaruhnya pada harga minyak mentah.

Harga Minyak Mentah dan Impor China

Data menunjukkan bahwa impor minyak mentah China pada Oktober turun dibandingkan tahun sebelumnya untuk bulan keenam berturut-turut. Namun, kemungkinan akan meningkat pada bulan ini karena harga saat ini menawarkan nilai yang relatif baik. Ini menunjukkan bahwa China masih menjadi salah satu faktor penting dalam mengatur harga minyak mentah.

Analis StoneX, Alex Hodes, menyatakan bahwa ada tanda-tanda peningkatan pembelian minyak mentah oleh China. Ini menunjukkan bahwa China masih memiliki kebutuhan signifikan terhadap minyak mentah, dan perubahan dalam impor mereka dapat mempengaruhi harga minyak di pasaran global. Selain itu, China juga memiliki kekuatan ekonomi yang cukup kuat, dan perubahan dalam kebutuhan minyak mentah mereka dapat mengakibatkan perubahan dalam harga minyak di pasaran global.

Pandangan Bearish dan Potensi Lonjakan Harga

Pandangan bearish tentang pasokan dan permintaan global terus menghambat potensi lonjakan harga minyak mentah. Meskipun ada tanda-tanda peningkatan pembelian minyak mentah oleh China, kondisi global seperti pelambatan siklis di Amerika Serikat dan Eropa masih menjadi hambatan bagi lonjakan harga.

TD Securities menulis bahwa dengan kondisi seperti ini, permintaan minyak mentah pada 2024 dan 2025 diperkirakan akan tumbuh hanya setengah dari laju 2 juta barel per hari yang terlihat pada periode pasca-pandemi 2022-23. Ini menunjukkan bahwa尽管 ada beberapa faktor yang mendorong harga minyak mentah ke atas, kondisi global masih menjadi hambatan yang signifikan.

More Stories
see more