Gaya Hidup
Toko Kelontong Korea Selatan: Menjadi "Raja" Ritel Dunia
2024-11-15
Meskipun Warung Madura menjadi andalan masyarakat Indonesia untuk membeli kebutuhan sehari-hari, ternyata toko kelontong di Korea Selatan jauh lebih dominan. Dengan lebih dari 55.200 toko serba ada atau toserba yang tersebar di seluruh negeri, Korea Selatan menjadi negara dengan kepadatan toko kelontong tertinggi di dunia, mengalahkan Jepang dan Taiwan.

Toko Kelontong Korea Selatan: Menawarkan Lebih dari Sekedar Belanja

Kepadatan Toko Kelontong yang Luar Biasa

Industri toko serba ada di Korea Selatan memang sangat menonjol, dengan kepadatan yang luar biasa dan strategi inovatif. Jumlah toserba di negara ini bahkan melebihi total cabang McDonald's di seluruh dunia. Hal ini menjadikan Korea Selatan sebagai negara dengan kepadatan toko kelontong tertinggi per kapita, melampaui Jepang dan Taiwan yang juga dikenal dengan banyaknya toko kelontong.Menurut Profesor Pariwisata dan Industri Jasa Makanan di Kwangwoon University Seoul, Chang Woo-Cheol, industri toko serba ada di Korea Selatan menjadi saluran ritel penting, dengan pangsa penjualan ritel offline terbesar kedua di negara ini. Keberadaan toko kelontong yang tersebar luas ini menjadi cerminan gaya hidup masyarakat Korea Selatan yang serba cepat dan praktis.

Toko Kelontong yang Menawarkan Lebih dari Sekedar Belanja

Apa yang membedakan toko kelontong di Korea Selatan dengan minimarket biasa? Toserba di negara ini menawarkan segala macam, mulai dari makanan dan minuman, perlengkapan rumah tangga, hingga layanan gaya hidup. Pelanggan bahkan dapat melakukan berbagai aktivitas di dalam toko, seperti mengisi daya baterai ponsel, membayar tagihan listrik, menarik uang tunai, melakukan pemesanan, menerima pesanan daring, mengisi daya skuter listrik, menukar mata uang asing, hingga mengirim surat internasional.Toko serba ada di Korea Selatan bukan hanya tempat untuk berbelanja, tetapi juga menyediakan layanan penting bagi masyarakat. Laporan Deloitte Korea pada tahun 2020 menggambarkan toko-toko di negara ini cukup memanjakan pelanggan mereka dengan kenyamanan ekstrim, sehingga menjadi tempat yang tepat bagi pekerja kantoran dan pelajar untuk makan siang dan lainnya.

Faktor-Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Toko Kelontong

Tingginya permintaan terhadap toko kelontong di Korea Selatan tidak terlepas dari beberapa faktor, di antaranya adalah urbanisasi dan perubahan demografi. Lebih dari 80 persen penduduk Korea Selatan kini tinggal di pusat kota dengan gaya hidup yang serba cepat, sehingga membutuhkan kemudahan dan kepraktisan dalam berbelanja.Selain itu, semakin sedikit penduduk Korea Selatan yang menikah atau memulai keluarga, sehingga masyarakat dengan status lajang ini lebih memilih untuk membatasi anggaran belanjanya dan memilih pilihan yang murah dan mudah di toko swalayan atau memesan secara online.Pandemi COVID-19 juga turut berkontribusi pada tren masyarakat yang lebih memesan barang secara online atau membeli di toko kelontong terdekat. Perusahaan pun memanfaatkan tingginya permintaan ini dengan membuka toko di lokasi yang strategis, seperti dekat karaoke, pusat seni, dan lainnya.

Keuntungan Besar dari Industri Toko Kelontong

Semua faktor di atas telah menghasilkan keuntungan besar bagi industri toko serba ada di Korea Selatan. Antara tahun 2010 hingga 2021, pendapatan toko serba ada di Korea melonjak lebih dari empat kali lipat, dari US$5,8 miliar menjadi US$24,7 miliar, melampaui supermarket dan department store tradisional.Popularitas toko kelontong di Korea Selatan juga semakin dipopulerkan oleh media sosial yang menjadi fenomena global. Banyak orang yang menyebutnya sebagai "Korean Wave", di mana para influencer memamerkan berbagai produk dan aktivitas di dalam toko, mulai dari makanan instan hingga tren daring, yang terbukti menjadi strategi kemenangan bagi pembuatnya.Dengan kepadatan toko kelontong yang luar biasa, inovasi layanan, serta faktor-faktor pendukung lainnya, industri toko serba ada di Korea Selatan telah menjadi "Raja" toko kelontong di dunia, mengalahkan Warung Madura di Indonesia dan toko kelontong lainnya di berbagai negara.
More Stories
see more